Praya, NTB (ANTARA News) - Wakil Presiden, Jusuf Kalla, berharap masyarakat dapat bergerak inisiatif untuk mengatasi kekerdilan pada anak di daerah-daerah.

"Masyarakat sendiri harus mengembangkan untuk kepentingan masyarakat juga. Kalau masyarakat tidak bergerak, maka walaupun uang begitu banyak tapi masyarakat tidak bergerak sendiri, itu sulit," kata Kalla, di Rembug Desa Pencegahan Anak Kerdil di Desa Dakung, Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB, Kamis.

Gerakan masyarakat untuk memberantas kekerdilan pada anak memerlukan peran semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan yang terpenting masyarakat itu sendiri.

Kalla mengatakan, upaya memberantas kekerdilan sebenarnya bukan merupakan program baru di Indonesia. Program perbaikan gizi untuk anak-anak selalu diperhatikan pemerintah melalui posyandu, puskesmas dan layanan kesehatan lainnya.

"Oleh karena itu, gerakan masyarakat ini gerakan harus diperbaiki, yang tentu didukung oleh Bank Dunia berdasarkan pengalamannya di banyak daerah," kata dia.

Kalla bersama Presiden Bank Dunia, Jim Yong-kim melakukan kunjungan kerja ke Nusa Tenggara Barat, Kamis, untuk memimpin forum pertemuan desa untuk pencegahan kekerdilan pada anak.

Kalla dan Jim meninjau pos kesehatan desa di Kantor Kepala Desa Dakung, pos pelayanan terpadu terintegrasi TK Shaufal Khairy Dakung, serta masyarakat penerima keluarga harapan Desa Dakung.

Turut serta dalam rombongan itu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, Menteri Kesehatan, Nila Moeloek, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Sandjojo.

Sementara itu dari perwakilan Bank Dunia ada Wakil Presiden Bank Dunia, Victoria Kwakwa, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves, Manajer Operasional, Rolande Pryce, Pimpinan Program, Camilla Holmemo, dan Asisten Khusus Presiden Bank Dunia, Aurelie Chardon.