Jakarta (ANTARA News) - Facebook Inc, selaku perusahaan induk yang menaungi WhatsApp, merespons permintaan pemerintah India untuk mempersempit peredaran berita atau informasi palsu di dalam platform berbagi pesan tersebut, mereka menekankan perlu ada kesadaran bersama untuk menanganinya.

WhatsApp memiliki pengguna yang besar di India, mencapai 200 juta orang. Peredaran hoax di WhatsApp memicu pemukulan massal terhadap belasan orang tahun ini, tiga di antara korban meninggal dunia, seperti diberitakan laman Reuters, Kamis.

Beberapa waktu lalu, lima orang di bagian barat Maharastra dihakimi karena diduka penculik anak-anak. Kejadian-kejadian ini membuat Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India memerintahkan WhatsApp untuk segera mencegah informasi palsu dan provokatif di platform mereka.

Menurut kementerian, WhatsApp tidak bisa "mengelak dari tanggung jawab" ketika layanan mereka disalahgunakan pengguna untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan.

"Sama seperti pemerintah India, kami pun takut atas aksi kekerasan ini dan ingin segera menjawab isu yang sangat penting ini," kata WhatsApp dalam surat balasan untuk kementerian India tersebut.

"Kami yakin berita palsu, misinformasi dan penyebaran hoax merupakan isu yang harus ditangani bersama: pemerintah, masyarakat sipil dan perusahaan teknologi, perlu bekerja sama".

WhatsApp berencana untuk membuat kampanye keselamatan publik dalam jangka panjang di sana.

"Sebagai langkah awal, kami akan segera menyiarkan materi edukasi seputar misinformasi dan akan membuat pelatihan literasi media," kata mereka.