Manokwari (ANTARA News) - Kepolisian Daerah Papua Barat memperkuat personel pengamanan di Kabupaten Maybrat menjelang proses perdamaian adat yang akan dihadiri Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pada 21 Juli 2018.

Kapolda Papua Barat, Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja di Manokwari, Kamis, mengatakan penambahan personel akan dilakukan mengantisipasi kericuhan pada proses finalisasi penyelesaian sengketa ibu kota kabupaten tersebut.

"Mungkin beberapa hari menjelang acara perdamaian adat, penambahan personil kami lakukan. Anggota akan di geser ke Kumurkek," kata Rudolf.

Ia menyebutkan, situasi keamanan di Maybrat sejauh ini cukup kondusif, tidak ada kejadian menonjol yang perlu di khawatirkan. Pihaknya berharap, situasi ini berlanjut hingga aktivitas pemerintahan di kabupaten tersebut berjalan normal.

Polres Sorong Selatan pun masih disiagakan mengantisipasi kemungkinan terburuk menyusul keputusan Mendagri terkait lokasi ibu kota.

Ia menambahkan, Maybrat menjadi fokus Polda Papua Barat dalam pengamanan. Jumlah personil dipertebal agar dinamika politik di daerah ini tidak mengganggu aktivitas perekonomian.

"Kami tak mau mengambil resiko, instruksi Bapak Kapolri Maybrat harus aman," katanya lagi.

Kapolda merinci, personil yang akan ditempatkan pada pengamanan ini antara lain personel Polda, Polres Sorong Kota, Polres Sorong, Raja Ampat, Sorong Selatan dan Brimob. Personil TNI Angkatan Darat dan Angkatan Laut pun siap dikerahkan membantu Polri.

"Masyarakat di Maybrat sudah saatnya membangun. Seharusnya soal ibu kota tidak perlu diperdebatkan, yang harus diperhatikan adalah substansi kehadiran pemerintah dalam pembangunan," kata Kapolda.

Ia juga mengajak para elit politik di daerah tersebut berfikir bijak. Persoalan ini dinilai dapat merugikan masyarakat.

Baca juga: Kapolri perpanjang masa BKO Brimob di Maybrat

Baca juga: Legislator : Bupati terpilih Maybrat jangan pindahkan ibukota