Unicef: kelompok bersenjata serang iringan kemanusiaan Sudan selatan, sopir tewas
5 Juli 2018 07:29 WIB
Dokumentasi - Perempuan Sudan selatan dan anak-anak mengantre untuk menerima makanan di perkemahan perlindungan sipil PBB (POC) yang menerima sekitar 30.000 orang pengungsi selama pertempuran baru-baru ini di Juba, Sudan Selatan (25/7/2016) (REUTERS / Adriane Ohanesian)
Juba (ANTARA News) - Satu orang tewas akibat kelompok bersenjata menyerang iringan truk kemanusiaan milik kontraktor lembaga anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, UNICEF, di utara ibu kota Sudan Selatan, Juba, Rabu, kata badan itu.
Negara termuda Afrika itu dicengkeram hampir lima tahun perang, yang dipicu ketidaksepakatan politik Presiden Salva Kiir dengan mantan wakilnya, Riek Machar.
"Kami menerima laporan bahwa dua truk milik kontraktor UNICEF diserang kelompok bersenjata," kata UNICEF dalam pernyataan, dengan menambahkan bahwa satu orang, pembantu sopir, tewas dalam serangan di dekat kota Mangalla itu.
Badan itu mengatakan masih berusaha memastikan nama dan kewarganegaraan korban tersebut, tetapi mengutuk "serangan tidak masuk akal terhadap warga tidak bersenjata, yang bekerja mengirim pasokan kemanusiaan kepada yang membutuhkan".
Elario Paul Fataki, seorang pejabat pemerintah setempat di daerah tempat serangan itu terjadi, mengatakan bahwa serangan itu terjadi sekitar lima kilometer dari Kota Mangalla.
Serangan terhadap iringan dan pekerja kemanusiaan sering terjadi dalam perang Sudan Selatan dan kedua pihak berperang dituding bersalah. Setidak-tidaknya, 100 pekerja amal tewas di negara itu sejak perang dimulai pada Desember 2013.
Baca juga: UNICEF: ribuan anak terpisah dari keluarga mereka di Sudan Selatan
Baca juga: UNICEF: jutaan anak pikul beban akibat krisis di Sudan Selatan
(Uu.KR-DV/B002)
Negara termuda Afrika itu dicengkeram hampir lima tahun perang, yang dipicu ketidaksepakatan politik Presiden Salva Kiir dengan mantan wakilnya, Riek Machar.
"Kami menerima laporan bahwa dua truk milik kontraktor UNICEF diserang kelompok bersenjata," kata UNICEF dalam pernyataan, dengan menambahkan bahwa satu orang, pembantu sopir, tewas dalam serangan di dekat kota Mangalla itu.
Badan itu mengatakan masih berusaha memastikan nama dan kewarganegaraan korban tersebut, tetapi mengutuk "serangan tidak masuk akal terhadap warga tidak bersenjata, yang bekerja mengirim pasokan kemanusiaan kepada yang membutuhkan".
Elario Paul Fataki, seorang pejabat pemerintah setempat di daerah tempat serangan itu terjadi, mengatakan bahwa serangan itu terjadi sekitar lima kilometer dari Kota Mangalla.
Serangan terhadap iringan dan pekerja kemanusiaan sering terjadi dalam perang Sudan Selatan dan kedua pihak berperang dituding bersalah. Setidak-tidaknya, 100 pekerja amal tewas di negara itu sejak perang dimulai pada Desember 2013.
Baca juga: UNICEF: ribuan anak terpisah dari keluarga mereka di Sudan Selatan
Baca juga: UNICEF: jutaan anak pikul beban akibat krisis di Sudan Selatan
(Uu.KR-DV/B002)
Pewarta: -
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: