Toronto (ANTARA News) - Enam orang lagi meninggal dunia di Montreal akibat gelombang panas, menambah jadi 12 korban jiwa di kota itu akibat kondisi ciara ekstrem yang mencekam bagian tengah dan timur Kanada menurut petugas kesehatan setempat, Rabu (4/7).

Sebelumnya, Montreal telah menaikkan status darurat dari "intervensi" menjadi "waspada" setelah peningkatan panggilan telepon ke lini informasi kesehatan pemerintah dan ambulans.

David Kaiser, seorang petugas kesehatan di Departemen Kesehatan Masyarakat Montreal, mengatakan sebagian besar korban tewas tinggal sendirian dan tak memiliki pengatur suhu ruangan (AC) di kediamannya.

Secara terpisah, lima orang juga tewas di Eastern Townships Quebec, yang menurut petugas kesehatan juga berhubungan dengan gelombang panas.

Badan Cuaca Kanada mengeluarkan peringatan gelombang panas untuk wilayah selatan Quebec, termasuk Montreal, yang kemungkinan akan tetap berlaku hingga Kamis waktu setempat. Peringatan serupa juga dikeluarkan di Ontario, Nova Scotia dan New Brunswick.

Suhu udara di Montreal sampai 34 derajat Celsius pada Rabu (4/7) setempat, titik puncak yang diperkirakan berlanjut pada Kamis, sebelum turun ke 24 derajat Celsius pada Jumat (6/7) menurut siaran kantor berita Reuters.

Dalam satu pernyataan yang diterbitkan Rabu, dinas tanggap darurat Montreal melaporkan lebih dari 1.200 panggilan per hari terkait gelombang panas, yang mewakili 30 persen lebih banyak dibandingkan pada hari-hari sibuknya. Warga Montreal diimbau tidak menghubungi 911 untuk masalah-masalah kesehatan yang tidak mengancam keselamatan jiwa, karena gelombang panggilan telepon telah menyebabkan penundaan penanganan masalah-masalah yang mendesak.

Baca juga: Gelombang panas Pakistan tewaskan 65 orang di Karachi
Baca juga: BMKG bantah isu gelombang panas landa Indonesia