Tanjungpinang (ANTARA News) - Badan Usaha Milik Daerah Kota Tanjungpinang mengimbau seluruh bank di Kepulauan Riau itu mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) yang diterapkan PT Pelindo di Pelabuhan Sri Bintan Pura.

Direktur BUMD Tanjungpinang, Zondervan di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Rabu, mengatakan saat ini GNNT melalui penerapan uang elektronik (e-Money) untuk pas masuk pelabuhan baru didukung empat bank yakni BRI, BCA, Bank Mandiri dan BNI.

BUMD Kota Tanjungpinang mengharapkan bank lainnya ikut serta mendukung program tersebut.

"Kami dapat informasi, BTN ikut mendukung program itu. Kami berharap bank lainnya mendukung program transaksi nontunai itu," ujarnya.

Zondervan mengemukakan BUMD Tanjungpinang mendapatkan pendapatan bagi hasil yang bersumber dari pas masuk pelabuhan. Bagi BUMD Tanjungpinang, transaksi nontunai membuahkan hasil yang positif, terutama dapat mencegah "kebocoran".

"Penerapan program ini dapat mencegah kerugian akibat 'kebocoran'. Dengan adanya program ini tidak memberi peluang bagi oknum karyawan yang nakal untuk main-main," tegasnya.

Ia mengemukakan program uang elektronik juga mengurangi biaya produksi dan operasional BUMD Tanjungpinang sehingga pendapatan perusahaan dari pembagian pas masuk pelabuhan meningkat.

Baca juga: Pelabuhan Tanjungpinang jadi percontohan e-money nasional

Baca juga: Lahan parkir Pelabuhan Tanjungpinang kurang memadai

Baca juga: 135 orang ikut Mudik Gratis bareng Pelindo Tanjung Pinang

BUMD Tanjungpinang, kata dia, memperoleh pendapatan sekitar Rp200 juta per bulan dari bagi hasil pendapatan pas pelabuhan. Diperkirakan pendapatan BUMD Tanjungpinang akan meningkat setelah Rabu ini diterapkan transaksi menggunakan uang elektronik.

"Sebelum diterapkan e-Money, kami harus beli kertas dan alat kerja kantor lainnya, termasuk mempekerjakan karyawan yang cukup banyak di pelabuhan," ucapnya.

Kenaikan pendapatan dari pas pelabuhan, lanjutnya, tidak hanya disertai penerapan transaksi menggunakan uang elektronik, melainkan juga kenaikan pas masuk pelabuhan dari Rp5.000 menjadi Rp10.000.

"Tentu ini akan meningkatkan pendapatan asli daerah. Kalau tahun 2017, kami hanya memberi kontribusi sekitar Rp200 juta atau 40 persen dari laba yang diperoleh BUMD Tanjungpinang, tahun ini diperkirakan jauh lebih besar," katanya.