Sydney (ANTARA News) - Para ilmuwan yang telah memetakan genom hewan simbolis Australia, koala, mengatakan pemetaan genom tersebut dapat membantu mereka mengembangkan vaksin yang lebih baik untuk mengobati hewan-hewan yang berjuang melawan epidemi penyakit bakterial klamidia.

Perkembangan tersebut juga akan membantu para ilmuwan menghindari prosedur invasif dalam menyelidiki biologi marsupial, yang angka pastinya tidak diketahui, tetapi diperkirakan kelompok margasatwa berkisar antara 80.000 dan 180 ribu ekor.

Para peneliti di Koala Genome Consortium, sebuah tim yang terdiri dari 54 ilmuwan Australia dan internasional, mengatakan mereka mengurutkan lebih dari 3,4 miliar pasangan basa dan lebih dari 26.000 gen dalam genom koala, yang sedikit lebih besar daripada manusia.

"Kami berada dalam posisi yang bagus sekarang untuk mengembangkan vaksin yang lebih baik untuk mengobati mereka," kata Katherine Belov, seorang profesor genom komparatif di University of Sydney.

Belov dan rekan-rekannya mempublikasikan penelitian mereka di jurnal "Nature Genetics" pada Senin.

Jika tidak diobati, infeksi klamidia dapat menyebabkan kebutaan, peradangan kandung kemih yang parah, infertilitas dan kematian pada koala.

Perawatan dengan antibiotik sering membuat sulit bagi koala untuk mencerna daun eukaliptus, yang merupakan makanan pokok dari makanan mereka.

"Seiring berjalannya waktu, kita akan benar-benar mengerti mengapa beberapa hewan pulih dari klamidia dan mengapa yang lain tidak, dan itu akan membantu kita mengembangkan terapi untuk mengobati koala," kata Belov.

Koala Australia dikategorikan sebagai spesies rentan dalam sebuah ukuran konservasi pada 2012, demikian Reuters melaporkan.

(Uu.SYS/KR-DVI/M016)