Posko GMBU terima 27 pengaduan PPDB Surabaya
3 Juli 2018 20:40 WIB
Sejumlah calon siswa bersiap menyerahkan berkas-berkas kelengkapan pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018 untuk diverifikasi di SMA Negeri 1 Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (2/7/2018). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan sistem zonasi untuk PPDB 2018 julai dari TK hingga SMA untuk pemerataan akses dan kualitas pendidikan. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Surabaya (ANTARA News) - Posko Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) yang dibuat Garda Muda Bibit Unggul (GMBU) Surabaya menerima sekitar 27 pengaduan warga seputar PPDB SMP/MTs 2018 di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu.
"Sejak posko PPDB GMBU dibuka 2 Juli 2018, hingga saat ini ada sekitar 27 orang yang sudah mendatangi posko untuk konsultasi seputar PPDB," kata Ketua Posko PPDB GMBU Kota Surabaya Risnawang Erdi Damara, Selasa.
Menurut dia di Surabaya, sebanyak 27 warga tersebut mengadu seputar siswa dari keluarga miskin yang nilai ujian akhirnya lebih besar, namun tidak diterima melalui jalur mitrawarga atau dikenal jalur keluarga miskin.
Selain itu, lanjut dia, ada juga sejumlah warga Surabaya yang tanya cara mendaftarkan PPDB online atau daring (dalam jaringan), apabila sudah mengikuti jalur kawasan.
"Ada juga yang tanya warga tidak mampu, namun nilainya tidak mumpuni, terus bisa diarahkan ke sekolah mana saja," ujar mahasiswa Universitas Negeri (Unesa) Surabaya ini.
Dari 27 pengaduan warga tersebut, kata dia, ada sekitar tujuh warga Surabaya yang meminta tolong kepada tim di Posko GMBU agar mendaftarkan PPDB daring.
Risnawang mengatakan posko PPDB yang diinisiasi oleh mahasiswa Penerima Beasiswa Bibit Unggul Kota Surabaya ini dibuka 2-4 Juli 2018 pukul 09.00-16.00 WIB di Balai RW II Krembangan Bhakti, Surabaya.
"Ini sebagai wujud pengabdian kami kepada masyarakat di Surabaya," ujarnya.
Posko PPDB ini, kata dia, membantu memberikan informasi dan tata cara mengakses PPDB daring oleh masyarakat yang gagap teknologi (gaptek).
"Dari posko ini diharapkan mengetahui kesulitan yang ada di masyarakat sehingga nantinya dapat memberi masukan pada dinas pendidikan terkait," katanya.
(A052/T007)
"Sejak posko PPDB GMBU dibuka 2 Juli 2018, hingga saat ini ada sekitar 27 orang yang sudah mendatangi posko untuk konsultasi seputar PPDB," kata Ketua Posko PPDB GMBU Kota Surabaya Risnawang Erdi Damara, Selasa.
Menurut dia di Surabaya, sebanyak 27 warga tersebut mengadu seputar siswa dari keluarga miskin yang nilai ujian akhirnya lebih besar, namun tidak diterima melalui jalur mitrawarga atau dikenal jalur keluarga miskin.
Selain itu, lanjut dia, ada juga sejumlah warga Surabaya yang tanya cara mendaftarkan PPDB online atau daring (dalam jaringan), apabila sudah mengikuti jalur kawasan.
"Ada juga yang tanya warga tidak mampu, namun nilainya tidak mumpuni, terus bisa diarahkan ke sekolah mana saja," ujar mahasiswa Universitas Negeri (Unesa) Surabaya ini.
Dari 27 pengaduan warga tersebut, kata dia, ada sekitar tujuh warga Surabaya yang meminta tolong kepada tim di Posko GMBU agar mendaftarkan PPDB daring.
Risnawang mengatakan posko PPDB yang diinisiasi oleh mahasiswa Penerima Beasiswa Bibit Unggul Kota Surabaya ini dibuka 2-4 Juli 2018 pukul 09.00-16.00 WIB di Balai RW II Krembangan Bhakti, Surabaya.
"Ini sebagai wujud pengabdian kami kepada masyarakat di Surabaya," ujarnya.
Posko PPDB ini, kata dia, membantu memberikan informasi dan tata cara mengakses PPDB daring oleh masyarakat yang gagap teknologi (gaptek).
"Dari posko ini diharapkan mengetahui kesulitan yang ada di masyarakat sehingga nantinya dapat memberi masukan pada dinas pendidikan terkait," katanya.
(A052/T007)
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: