Jakarta (ANTARA News) - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menandatangani pakta integritas Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tentang komitmen menghadirkan calon anggota legislatif dengan rekam jejak bersih.

Penandatangan itu dilakukan di sela-sela sosialisasi pengawasan pemilu yang dilakukan Bawaslu RI ke DPP PSI di Jakarta, Selasa.

"Kami ingin menyampaikan imbauan moral agar ada komitmen parpol untuk nantinya hanya mengusung calon anggota dewan yang benar-benar amanah dan bersih, tidak tersangkut persoalan narkoba, teroris, kejahatan seksual sebagaimana yang termuat dalam UU pemilu, juga korupsi sekalipun tidak diatur dalam undang-undang,” ujar Ketua Bawaslu Abhan.

Pakta integritas itu ditandatangani oleh Ketua Umum PSI Grace Natalie bersama Sekjen PSI Raja Juli Antoni. Sebelumnya, Bawaslu juga menyodorkan pakta integritas itu saat melakukan kunjungan serupa ke DPP Partai Perindo di hari yang sama.

Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengapresiasi insiatif Bawaslu mendatangi partai politik peserta pemilu untuk sosialisasi terkait pengawasan pemilu.

Menurut Antoni, isi pakta infegritas Bawaslu sejalan dengan nilai-nilai dan komitmen yang diperjuangkan PSI sejak awal didirikan, salah satunya yakni komitmen menghadirkan caleg antikorupsi.

“Pakta integritas secara ikhlas dan penuh kerelaan kami tandatangani. Karena salah satu maksud berdirinya PSI adalah mencoba membawa tradisi politik baru. Hal yang tertulis di pakta integritas sejalan nilai yang terus kami perjuangkan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Antoni juga menyatakan dukungan PSI terhadap Peraturan Komisi Pemilihan Umum yang melarang mantan koruptor maju sebagai calon anggota legislatif.

"Bagi PSI, hal tersebut merupakan tafsir progresif dari KPU yang melihat bahwa korupsi menjadi permasalahan utama di Indonesia. Untuk itu, kami tegaskan bahwa caleg PSI bebas dari catatan hukum narkoba, terorisme, kejahatan seksual, serta korupsi,” katanya menambahkan.

Baca juga: Bawaslu sosialisasi ke parpol terkait pengawasan pemilu 2019