Dedi Mulyadi soal #2019GantiPresiden yang pengaruhi perolehan suara
2 Juli 2018 13:11 WIB
Dokumentasi calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut empat, Dedi Mulyadi (kiri), saat membantu memasang genting pada kunjungannya di Kampung Mangga Hurip, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (14/4). (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)
Jakarta (ANTARA News) - Dedi Mulyadi yang maju ke Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai calon wakil gubernur, menyatakan tagar #2019GantiPresiden yang diusung salah satu pasangan calon telah mempengaruhi perolehan suaranya dalam Pilkada Jawa Barat 2018.
"Tagar itu sangat mempengaruhi perolehan suara Pemilihan Gubernur di Jawa Barat," ujar dia, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin. Dia masih menduduki posisi ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.
Ia mengatakan, tagar yang diusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu menggerus perolehan suara dia yang berpasangan dengan Deddy Mizwar. Terlebih ketika kaus bertuliskan tagar itu ditampilkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di ajang debat resmi.
Menurut dia, tagar itu membuat kelompok dengan kecenderungan politik tertentu menjatuhkan pilihan mereka ke satu pasangan. Padahal, kata dia, pasangannya, yakni Mizwar, dikenal dekat dengan partai pengusung Sudrajat-Syaikhu yakni Gerindra dan PKS.
Namun akibat tagar itu, kata Mulyadi, perolehan suara dia dan Mizwar banyak yang beralih kepada Sudrajat-Syaikhu yang sebelumnya kurang diunggulkan dalam sejumlah hasil survei.
Menurut Mulyadi, tim Sudrajat-Syaikhu berhasil menggaungkan isu tagar tersebut dari pintu ke pintu. Padahal lagi, selama ini berbagai survei menyatakan pasangan Sudrajat-Syaikhu ada di posisi paling buncit alias underdog. Namun fakta menunjukkan hal berbeda sama sekali.
"Tagar itu sangat mempengaruhi perolehan suara Pemilihan Gubernur di Jawa Barat," ujar dia, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin. Dia masih menduduki posisi ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.
Ia mengatakan, tagar yang diusung pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu menggerus perolehan suara dia yang berpasangan dengan Deddy Mizwar. Terlebih ketika kaus bertuliskan tagar itu ditampilkan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di ajang debat resmi.
Menurut dia, tagar itu membuat kelompok dengan kecenderungan politik tertentu menjatuhkan pilihan mereka ke satu pasangan. Padahal, kata dia, pasangannya, yakni Mizwar, dikenal dekat dengan partai pengusung Sudrajat-Syaikhu yakni Gerindra dan PKS.
Namun akibat tagar itu, kata Mulyadi, perolehan suara dia dan Mizwar banyak yang beralih kepada Sudrajat-Syaikhu yang sebelumnya kurang diunggulkan dalam sejumlah hasil survei.
Menurut Mulyadi, tim Sudrajat-Syaikhu berhasil menggaungkan isu tagar tersebut dari pintu ke pintu. Padahal lagi, selama ini berbagai survei menyatakan pasangan Sudrajat-Syaikhu ada di posisi paling buncit alias underdog. Namun fakta menunjukkan hal berbeda sama sekali.
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: