Rupiah senin pagi melemah menjadi Rp14.335
2 Juli 2018 10:13 WIB
Petugas teller memperlihatkan pecahan uang dolar AS di Kantor Pusat Bank Mandiri, Kamis (28/6/2018). Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menunjukkan, nilai tukar rupiah melemah ke posisi Rp14.271 per dolar AS atau yang terlemah sejak tiga tahun terakhir akibat sentimen market maupun faktor yang sifatnya fundamental. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah 5 poin menjadi Rp14.335 dibanding posisi sebelumnya Rp14.330 per dolar AS.
"Pelaku pasar masih mencermati perkembangan dari potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok sehingga permintaan akan mata uang "safe haven" masih lebih besar," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Reza menuturkan, pelaku pasar tengah menantikan sentimen dari dalam negeri terutama rilis data-data ekonomi di awal bulan.
Dari dalam negeri sendiri memang belum ada sentimen terbarukan selain dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang memang ditunggu pelaku pasar.
Adanya pernyataan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa kenaikan tersebut mengikuti perkembangan global yang ada dan antisipasi terjadinya "capital outflow" cukup direspon positif.
"Di sisi lain, pergerakan Euro yang menguat setelah adanya kesepakatan terkait imigran turut diharapkan berimbas positif pada pergerakan Rupiah," ujar Reza.
Sebelumnya, meski laju suku bunga acuan telah dinaikan sebesar 50 basis poin atau sesuai dengan keinginan pasar untuk meredam pelemahan Rupiah lebih dala, namun tidak banyak berimbas pada pergerakan Rupiah yang hanya naik tipis.
Adapun Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran `support` Rp14.368 per dolar AS dan resisten Rp14.295 per dolar AS.
"Pelaku pasar masih mencermati perkembangan dari potensi terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok sehingga permintaan akan mata uang "safe haven" masih lebih besar," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin.
Reza menuturkan, pelaku pasar tengah menantikan sentimen dari dalam negeri terutama rilis data-data ekonomi di awal bulan.
Dari dalam negeri sendiri memang belum ada sentimen terbarukan selain dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang memang ditunggu pelaku pasar.
Adanya pernyataan Menko Perekonomian, Darmin Nasution, bahwa kenaikan tersebut mengikuti perkembangan global yang ada dan antisipasi terjadinya "capital outflow" cukup direspon positif.
"Di sisi lain, pergerakan Euro yang menguat setelah adanya kesepakatan terkait imigran turut diharapkan berimbas positif pada pergerakan Rupiah," ujar Reza.
Sebelumnya, meski laju suku bunga acuan telah dinaikan sebesar 50 basis poin atau sesuai dengan keinginan pasar untuk meredam pelemahan Rupiah lebih dala, namun tidak banyak berimbas pada pergerakan Rupiah yang hanya naik tipis.
Adapun Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran `support` Rp14.368 per dolar AS dan resisten Rp14.295 per dolar AS.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: