204 migran tewas-tenggelam di Laut Tengah
2 Juli 2018 08:08 WIB
Kaki seorang imigran menyembul dari selimut termal di atas bekas kapal pukat nelayan Golfo Azzuri setelah diselamatkan bersama imigran lainnya, termasuk anak-anak dan wanita hamil, oleh LSM Spanyol Proactiva Open Arms dari rakit yang mengapung tanpa kendali di tengah Laut Mediterania, 36 mil laut pesisir Libya, Selasa (3/1/2016). (REUTERS/Yannis Behrakis/djo/16)
Jenewa, Swiss (ANTARA News) - Sebanyak 204 migran meninggal di lepas pantai Libya pada akhir pekan lalu, sehingga jumlah migran yang tewas-tenggelam di Laut Tengah sepanjang tahun ini jadi lebih dari 1.000, kata Organisasi Internasional bagi Migrasi (IOM).
IOM pada Minggu (1/7) mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa dua kapal tenggelam, masing-masing, pada Jumat dan Minggu. Kapal itu dioperasikan oleh penyelundup yang membawa migran melalui laut dengan menggunakan kapal yang sama sekali tidak aman.
Menurut pernyataan tersebut, dari Jumat sampai Ahad, hampir 1.000 migra dikembalikan ke pantai Libya oleh Penjaga Pantai Libya, yang mencegat perahu kecil saat mereka melakukan pelayaran di laut terbuka.
"Ada peningkatan mengkhawatirkan angka kematian di laut lepas pantai Libya," kata Kepala Misi IOM di Libya Othman Belbeisi, sebagaimana dilaporkan Xinhua di Jakarta, Senin pagi.
Ia menambahkan para penyelundup mengksploitasi keputus-asaan migran untuk pergi sebelum penindasan lebih lanjut di tempat penyeberangan Laut Tengah oleh Eropa.
William Lacy Swing, Direktur Jenderal IOM, mengatakan ia akan pergi ke Ibu Kota Libya, Tripoli, pekan ini untuk melihat langsung kondisi migran yang telah diselamatkan serta mereka yang dikembalikan ke pantai oleh Penjaga Pantai Libya.
"IOM bertekad untuk memastikan bahwa hak asasi manusia semua migran dihormati saat kita bersama melancarkan upaya guna menghentikan kegiatan penyelundupan manusia, yang mengeksploitasi migran," kata Swing.
Baca juga: Lebih 1.300 migran diselamatkan di Laut Tengah
Baca juga: 5.000 migran tewas tenggelam di Laut Tengah sepanjang 2016
IOM pada Minggu (1/7) mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa dua kapal tenggelam, masing-masing, pada Jumat dan Minggu. Kapal itu dioperasikan oleh penyelundup yang membawa migran melalui laut dengan menggunakan kapal yang sama sekali tidak aman.
Menurut pernyataan tersebut, dari Jumat sampai Ahad, hampir 1.000 migra dikembalikan ke pantai Libya oleh Penjaga Pantai Libya, yang mencegat perahu kecil saat mereka melakukan pelayaran di laut terbuka.
"Ada peningkatan mengkhawatirkan angka kematian di laut lepas pantai Libya," kata Kepala Misi IOM di Libya Othman Belbeisi, sebagaimana dilaporkan Xinhua di Jakarta, Senin pagi.
Ia menambahkan para penyelundup mengksploitasi keputus-asaan migran untuk pergi sebelum penindasan lebih lanjut di tempat penyeberangan Laut Tengah oleh Eropa.
William Lacy Swing, Direktur Jenderal IOM, mengatakan ia akan pergi ke Ibu Kota Libya, Tripoli, pekan ini untuk melihat langsung kondisi migran yang telah diselamatkan serta mereka yang dikembalikan ke pantai oleh Penjaga Pantai Libya.
"IOM bertekad untuk memastikan bahwa hak asasi manusia semua migran dihormati saat kita bersama melancarkan upaya guna menghentikan kegiatan penyelundupan manusia, yang mengeksploitasi migran," kata Swing.
Baca juga: Lebih 1.300 migran diselamatkan di Laut Tengah
Baca juga: 5.000 migran tewas tenggelam di Laut Tengah sepanjang 2016
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: