Bangkalan akan tutup enam SD
1 Juli 2018 19:31 WIB
Arsip. Sejumlah siswa membersihkan pekarangan sekolah pada hari pertama sekolah setelah libur Idul Fitri di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Suak Timah, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Kamis (21/6/2018). Hari pertama masuk, kegiatan sekolah diisi dengan bersih-bersih pekarangan sekolah. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Bangkalan (ANTARA News) - Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, akan menutup enam Sekolah Dasar di wilayah itu karena kekurangan tenaga guru aparatur sipil negara.
"Selain karena kekurangan guru ASN, keenam SD yang akan kami tutup ini, yang jumlah siswanya kurang dari 50 orang dalam satu sekolah," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Ketenagaan Disdik Pemkab Kabupaten Bangkalan Moh Bakrun di Bangkalan, Minggu.
Bakrun menjelaskan, jumlah guru aparatur sipil negara (ASN) di Bangkalan sangat terbatas dan banyak sekolah terpaksa mengangkat tenaga guru sukarelawan untuk tetap mempertahankan kesinambungan kegiatan belajar-mengajar.
Berdasarkan data dan rencana kebutuhan guru tahun 2017 dari Disdik setempat, total kebutuhan guru SD berstatus ASN se-Kabupaten Bangkalan sebanyak 3.244 guru.
Jumlah itu terdiri atas kebutuhan 2.322 guru kelas, 415 guru agama dan 507 guru pendidikan olahraga.
Menurut Bakrun, pihaknya tidak mampu berbuat banyak guna menekan angka kekurangan guru Sekolah Dasar (SD) tersebut karena keputusan rekrutment ASN pada pemerintah pusat, yakni Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
"Solusinya ya sekolah ditutup. Dari sekitar 600-an SD, ada sekitar enam sekolah yang rencananya kami tutup, yakni sekolah-sekolah yang muridnya dibawah 50 orang," katanya.
Kecuali, lanjut Bakrun, lembaganya tidak akan menutup SD yang menjadi satu-satunya sekolah di sebuah desa.
Sekolah dengan murid di bawah 50 siswa akan digabung dengan SD lainnya dalam satu desa. Rencananya, teknis penutupan diterapkan secara bertahap, yakni ketika kepala sekolah SD sudah pensiun maka tidak lagi menerima siswa baru.
"Kelas 1 tidak terima siswa lagi. Seterusnya begitu hingga siswanya habis," kata Moh Bakrun.
Sementara, menurut Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Bangkalan Moh Guffron, kekurangan guru bukan merupakan satu-satunya persoalan yang terjadi di Bangkalan.
Selain kekurangan guru, maka persoalan lain yang juga terjadi di Bangkalan adalah ruang kelas rusak. Disamping itu, guru ASN di masing-masing kelas juga banyak yang kurang.
Berdasarkan data yang dihimpun BKPSDA Bangkalan, dari 4.583 ruang kelas SD hanya memiliki guru kelas berstatus ASN sebanyak 2.156 guru, 374 guru berstatus tenaga harian lepas (THL) dan sebanyak 2.210 guru berstatus sukarelawan.
Guru ASN bidang studi agama Islam berjumlah sebanyak 254 orang, THL 38 orang dan sukarelawan 306 orang. Sedangkan guru ASN bidang studi Pendidikan Jasmani sejumlah 166 orang, THL 45 orang dan sukarelawan 281 orang.
"Untuk PNS tenaga administrasi sejumlah 102 orang, THL 68 orang, dan berstatus sukarelawan sebanyak 466 orang," ujar Guffron.
Sementara, upaya Pemkab Bangkalan menekan angka kebutuhan guru SD berstatus ASN kepada pemerintah pusat tidak berhasil, sebab usulan mengangkat sebanyak 3.600 orang THL menjadi ASN ditolak Kemen PAN-RB pada Maret 2018.
(KR-ZIZ/A011/S023)
"Selain karena kekurangan guru ASN, keenam SD yang akan kami tutup ini, yang jumlah siswanya kurang dari 50 orang dalam satu sekolah," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Ketenagaan Disdik Pemkab Kabupaten Bangkalan Moh Bakrun di Bangkalan, Minggu.
Bakrun menjelaskan, jumlah guru aparatur sipil negara (ASN) di Bangkalan sangat terbatas dan banyak sekolah terpaksa mengangkat tenaga guru sukarelawan untuk tetap mempertahankan kesinambungan kegiatan belajar-mengajar.
Berdasarkan data dan rencana kebutuhan guru tahun 2017 dari Disdik setempat, total kebutuhan guru SD berstatus ASN se-Kabupaten Bangkalan sebanyak 3.244 guru.
Jumlah itu terdiri atas kebutuhan 2.322 guru kelas, 415 guru agama dan 507 guru pendidikan olahraga.
Menurut Bakrun, pihaknya tidak mampu berbuat banyak guna menekan angka kekurangan guru Sekolah Dasar (SD) tersebut karena keputusan rekrutment ASN pada pemerintah pusat, yakni Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB).
"Solusinya ya sekolah ditutup. Dari sekitar 600-an SD, ada sekitar enam sekolah yang rencananya kami tutup, yakni sekolah-sekolah yang muridnya dibawah 50 orang," katanya.
Kecuali, lanjut Bakrun, lembaganya tidak akan menutup SD yang menjadi satu-satunya sekolah di sebuah desa.
Sekolah dengan murid di bawah 50 siswa akan digabung dengan SD lainnya dalam satu desa. Rencananya, teknis penutupan diterapkan secara bertahap, yakni ketika kepala sekolah SD sudah pensiun maka tidak lagi menerima siswa baru.
"Kelas 1 tidak terima siswa lagi. Seterusnya begitu hingga siswanya habis," kata Moh Bakrun.
Sementara, menurut Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur (BKPSDA) Bangkalan Moh Guffron, kekurangan guru bukan merupakan satu-satunya persoalan yang terjadi di Bangkalan.
Selain kekurangan guru, maka persoalan lain yang juga terjadi di Bangkalan adalah ruang kelas rusak. Disamping itu, guru ASN di masing-masing kelas juga banyak yang kurang.
Berdasarkan data yang dihimpun BKPSDA Bangkalan, dari 4.583 ruang kelas SD hanya memiliki guru kelas berstatus ASN sebanyak 2.156 guru, 374 guru berstatus tenaga harian lepas (THL) dan sebanyak 2.210 guru berstatus sukarelawan.
Guru ASN bidang studi agama Islam berjumlah sebanyak 254 orang, THL 38 orang dan sukarelawan 306 orang. Sedangkan guru ASN bidang studi Pendidikan Jasmani sejumlah 166 orang, THL 45 orang dan sukarelawan 281 orang.
"Untuk PNS tenaga administrasi sejumlah 102 orang, THL 68 orang, dan berstatus sukarelawan sebanyak 466 orang," ujar Guffron.
Sementara, upaya Pemkab Bangkalan menekan angka kebutuhan guru SD berstatus ASN kepada pemerintah pusat tidak berhasil, sebab usulan mengangkat sebanyak 3.600 orang THL menjadi ASN ditolak Kemen PAN-RB pada Maret 2018.
(KR-ZIZ/A011/S023)
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: