Banyuwangi (ANTARA News) - Menteri BUMN Rini Soemarno, Minggu siang, melakukan panen raya kopi rakyat yang merupakan mitra binaan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), di Gunung Gumitir, Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Saya sangat senang. Ini pengalaman yang tidak terlupakan karena bisa memetik kopi langsung dari pohon, mensortir, kemudian dapat langsung menikmati kopi hasil racikan barista," kata Rini.

Dalam kunjungan kerjanya, Rini didampingi Dirut PTPN XII Berlino Mahendra Santosa, Dirut PT Bank BNI Tbk (Persero) Achmad Baiquni, Dirut Bank BTN Maryono beserta sejumlah Deputi Kementerian BUMN, melihat dari dekat kebun kopi rakyat yang menghasilkan kopi jenis robusta.

Tiba di lokasi, Rini bersama-sama dengan ratusan petani langsung ikut masuk ke sela-sela kebun untuk memanen biji kopi yang siap dipetik.

Layaknya seorang petani dan di tengah panas terik, Rini terlihat cekatan memetik satu per satu biji kopi yang dalam bahasa latin disebut "coffea canephora" ini dan memasukkannya ke dalam keranjang.

Sekitar lima belas menit kemudian, Rini menyortir biji kopi hasil petikannya yang dibedakan antara kopi dengan kulit ari berwarna merah, hitam dan hijau. "Yang merah itu berkualitas super, harganya pun tinggi," ujarnya.

Seakan menikmati sensasi memetik kopi, Rini dengan bangganya menunjukkan biji kopi yang dipetiknya kepada awak media.

Panen kopi di Gunung Gumitir ini, merupakan hasil sinergi BUMN yaitu PT PTPN XII yang menjadi pembina sekaligus pembeli langsung (off taker) hasil kopi rakyat, dan Bank BNI sebagai penyedia Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Selama ini kopi rakyat masih sulit memperoleh akses pembiayaan, akses pasar dan akses mendapatkan pelatihan budi daya kopi yang baik. Petani kopi harus didorong agar tidak hanya sekedar menghasilkan biji kopi, tetapi juga harus bisa melakukan proses lanjutan, seperti memproduksi "green coffee" (kopi hijau) sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani," ujarnya.

Usai memetik kopi, Rini disuguhkan secangkir kopi yang disediakan barista (peracik kopi). "Ini benar-benar nikmat. Rasanya, tidak kalah dengan kopi internasional yang dijual di cafe-cafe mahal di ibukota," ujarnya.

Sejatinya, perempuan kelahiran Maryland, Amerika Serikat, 9 Juni 1958 ini merupakan penggemar kopi. Di setiap kunjungan kerjanya Rini selalu menyempatkan diri untuk menikmati kopi lokal di daerah didatanginya.

Setelah menyeruput kopi, Rini kemudian berdialog dengan sekitar 200 orang petani kopi untuk mendengarkan berbagai masukan petani, sekaligus memberikan bantuan mesin pengolah kopi kepada masyarakat.