Jakarta (ANTARA News) - Final turnamen bulu tangkis Malaysia Terbuka 2018 dipastikan tanpa diwarnai oleh wakil-wakil Indonesia, setelah dua wakil tersisanya yakni Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta (ganda putri) dan Tommy Sugiarto (tunggal putra) gagal melewati partai semifinal.

Dipantau dari laman Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di Jakarta, Sabtu, dalam partai semifinal yang dihelat di Axiata Arena, Bukit Jalil, Malaysia, Della/Rizki dihentikan oleh duet Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang lagi-lagi menjadi batu sandungan bagi ganda putri Indonesia.

Pasangan Jepang peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut mengalahkan Della/Rizki dengan permainan straight gim, 21-9, 21-9. Dengan hasil ini, Della/Rizki menderita kekalahan keduanya dalam dua pertemuan terakhir di mana pada pertemuan sebelumnya di All England 2018, Matsutomo/Takahashi juga mengalahkan Della/Rizki dengan skor 12-21, 14-21. Seperti diketahui, Matsutomo/Takahashi juga sering mempersulit langkah pasangan ganda putri andalan Indonesia saat ini yaitu Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Dalam pertandingan itu, Della/Rizki seakan tak dapat mengembangkan permainan mereka yang sejak awal permainan, langkah mereka kerap dikunci dan mudah tertebak oleh pasangan peringkat empat dunia tersebut.

"Sebetulnya kami sudah coba untuk mengubah pola main, tetapi mereka ubah lagi, kembalikan ke pola mereka lagi. Pasangan Jepang ini selain berpengalaman, kemampuannya komplit, defens rapat, serangan bagus. Menang dari mereka memang sulit sekali," kata Della dalam keterangan PP PBSI.

Sementara itu, Tommy Sugiarto terhenti di putaran semifinal usai tidak berhasil menembus tembok pertahanan pemain terbaik Malaysia, Lee Chong Wei, dan mengakhiri laga dengan skor 18-21, 15-21.

Laga ini sendiri merupakan pertemuan ke-17 bagi Tommy dan Chong Wei. Namun Tommy masih belum berhasil meraih kemenangan dari peraih medali perak di Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012 dan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini.

Tommy sebetulnya cukup memberikan perlawanan di gim pertama, akan tetapi pertahanan Chong Wei yang mendapat dukungan penuh dari penonton di Axiata Arena, memang begitu rapat dan sulit ditembus Tommy.

"Semua pemain yang melawan Chong Wei pasti merasakan hal yang sama dengan saya. Walaupun dia tidak muda lagi, tetepi speed dan powernya masih bagus, dia juga percaya diri, bahkan mengimbangi pemain muda. Regenerasi memang menurun dengan masih adanya Lin Dan dan Lee Chong Wei. Hingga saat ini Chong Wei masih menjadi salah satu kiblat tunggal putra," ujar Tommy.

Tommy mengatakan dengan hasil ini, dirinya merasa lebih baik dalam persiapan, kardna perjalanan dirinya masih panjang dan masih banyak turnamen yang harus ikuti.

"Apalagi di bulan Juli ini penuh turnamen. Buat saya, ini malah jadi ajang latihan, karena sebagai pemain profesional kan susah untuk dapat sparring," ungkap Tommy.

Tommy sendiri akan segera kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan diri menyambut Indonesia Terbuka 2018 yang bakal digelar pekan depan di Istora Senayan.