Pilkada 2018
Sejumlah kiai sepuh bentuk TPF telusuri proses Pilkada Jatim
29 Juni 2018 20:41 WIB
Arsip. Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menunjukkan kertas suara di tempat pemungutan suara (TPS) 3 di Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/6/2018). Pilgub Jawa Timur diikuti dua pasangan calon cagub-cawagub, yaitu nomor urut 1 Khofifah Indar Parawansa - Emil Elestianto Dardak, dan pasangan calon nomor urut 2 Syaifullah Yusuf - Puti Guntur Soekarno dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 30.155.719 pemilih. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya (ANTARA News) - Sejumlah kiai sepuh di Jawa Timur sepakat untuk membentuk tim pencari fakta menelusuri indikasi dan dugaan intervensi kekuasaan yang terjadi dalam proses Pemilihan Kepala Daerah Jatim pada 27 Juni 2018.
"Para kiai punya cukup bukti dan laporan. Hasilnya akan diumumkan setelah proses berjalan dan diperuntukkan sebagai pengetahuan saja, bukan untuk membawa ke ranah hukum atau gugatan," ujar calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf kepada wartawan di Rumah Pemenangan Gus Ipul-Puti di Surabaya, Jumat.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengaku mendapat mandat dari kiai untuk menyampaikannya ke publik usai dilakukan pertemuan para kiai bertemu membahas hasil Pilkada Jatim pada Kamis (28/6) malam.
Sejumlah kiai yang membahasnya antara lain KH Agus Ali Mashuri asal Sidoarjo dan KH Idris Hamid asal Pasuruan, KH Miftahul Achyar asal Surabaya, KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Jazuli, KH Kafabihi Mahrus, KH Anwar Iskandar, serta belasan kiai sepuh lainnya.
"Tim pencari fakta yang dibentuk oleh kiai-kiai masih melakukan proses dan hasilnya segera disampaikan ke publik. Sekali lagi, ini bukan untuk menggugat," ucap Wakil Gubernur Jatim tersebut.
Kendati berdasarkan informasi yang diterima kiai terjadi beberapa dugaan pelanggaran, namun pihaknya mengaku "legowo" dan menerima apapun hasil dari Pilkada Jatim kali ini, termasuk hasil hitung cepat maupun rekapitulasi KPU Jatim nantinya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan para kiai, juga berkomitmen akan selalu kompak dalam satu barisan menghadapi perhelatan politik berikutnya, termasuk pemilihan Presiden dan pemilihan legislatif pada 2019.
"Dalam pilkada ini, perjuangan yang bermula dari para ulama dan kiai ini akhirnya mendapatkan sekitar delapan juta suara yang mayoritas berasal dari dukungan para kiai," katanya.
Proses Pilkada Jawa Timur sendiri, kata dia, berawal dari upaya para kiai sepuh di Jatim yang kompak merajut kembali kehidupan berbangsa setelah terporak-porandakan usai Pilkada DKI Jakarta.
Karena itulah, lanjut dia, di pilkada kali ini para kiai mendorong partai politik yang semula berseteru untuk bersatu sehingga dihasilkan PKB, PDI Perjuangan, PKS dan Gerindra bersatu mengusung Gus Ipul-Mbak Puti.
(F014/E005)
"Para kiai punya cukup bukti dan laporan. Hasilnya akan diumumkan setelah proses berjalan dan diperuntukkan sebagai pengetahuan saja, bukan untuk membawa ke ranah hukum atau gugatan," ujar calon Gubernur Jatim Saifullah Yusuf kepada wartawan di Rumah Pemenangan Gus Ipul-Puti di Surabaya, Jumat.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, mengaku mendapat mandat dari kiai untuk menyampaikannya ke publik usai dilakukan pertemuan para kiai bertemu membahas hasil Pilkada Jatim pada Kamis (28/6) malam.
Sejumlah kiai yang membahasnya antara lain KH Agus Ali Mashuri asal Sidoarjo dan KH Idris Hamid asal Pasuruan, KH Miftahul Achyar asal Surabaya, KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Jazuli, KH Kafabihi Mahrus, KH Anwar Iskandar, serta belasan kiai sepuh lainnya.
"Tim pencari fakta yang dibentuk oleh kiai-kiai masih melakukan proses dan hasilnya segera disampaikan ke publik. Sekali lagi, ini bukan untuk menggugat," ucap Wakil Gubernur Jatim tersebut.
Kendati berdasarkan informasi yang diterima kiai terjadi beberapa dugaan pelanggaran, namun pihaknya mengaku "legowo" dan menerima apapun hasil dari Pilkada Jatim kali ini, termasuk hasil hitung cepat maupun rekapitulasi KPU Jatim nantinya.
Sementara itu, dalam pertemuan dengan para kiai, juga berkomitmen akan selalu kompak dalam satu barisan menghadapi perhelatan politik berikutnya, termasuk pemilihan Presiden dan pemilihan legislatif pada 2019.
"Dalam pilkada ini, perjuangan yang bermula dari para ulama dan kiai ini akhirnya mendapatkan sekitar delapan juta suara yang mayoritas berasal dari dukungan para kiai," katanya.
Proses Pilkada Jawa Timur sendiri, kata dia, berawal dari upaya para kiai sepuh di Jatim yang kompak merajut kembali kehidupan berbangsa setelah terporak-porandakan usai Pilkada DKI Jakarta.
Karena itulah, lanjut dia, di pilkada kali ini para kiai mendorong partai politik yang semula berseteru untuk bersatu sehingga dihasilkan PKB, PDI Perjuangan, PKS dan Gerindra bersatu mengusung Gus Ipul-Mbak Puti.
(F014/E005)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: