Rupiah Jumat pagi melemah tipis
29 Juni 2018 09:55 WIB
Petugas teller menghitung pecahan uang dolar AS di Kantor Pusat Bank Mandiri, Kamis (28/6/2018). Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (29/6/2018) pagi bergerak melemah sebesar 8 poin menjadi Rp14.402 dibanding posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 8 poin menjadi Rp14.402 dibanding posisi sebelumnya Rp14.394 per dolar AS.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya dimana laju rupiah masih berada di teritori merah.
"Penantian akan RDG Bank Indonesia dan masih adanya kekhawatiran ekonomi Indonesia akan terganggu dengan adanya perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat serta kembali meningkatnya Credit Default Swap Indonesia di pasar global membuat laju rupiah kian mengalami pelemahan, bahkan melemah lebih dalam," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Tidak hanya itu, lanjut Reza, adanya penilaian rupiah dihadapkan pada sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi empat kali pada tahun ini serta tekanan dari defisit neraca perdagangan turut melemahkan rupiah.
Pergerakan rupiah diperkirakan masih dapat kembali melemah seiring belum beranjaknya sentimen negatif dan secara psikologis pelaku pasar juga belum berpihak pada rupiah.
"Meski laju USD masih melemah terhadap mata uang utama lainnya namun, masih adanya minat pelaku pasar terhadap mata uang safe haven selain USD untuk mengantisipasi masih adanya sentimen perang dagang AS-Tiongkok dikhawatirkan dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza.
Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp14.425 per dolar AS dan resisten Rp14.378 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah menjadi Rp14.207 per dolar AS
Baca juga: Bankir perkirakan BI kembali kerek suku bunga acuan
Posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya dimana laju rupiah masih berada di teritori merah.
"Penantian akan RDG Bank Indonesia dan masih adanya kekhawatiran ekonomi Indonesia akan terganggu dengan adanya perang dagang antara AS dan Tiongkok membuat serta kembali meningkatnya Credit Default Swap Indonesia di pasar global membuat laju rupiah kian mengalami pelemahan, bahkan melemah lebih dalam," kata Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Tidak hanya itu, lanjut Reza, adanya penilaian rupiah dihadapkan pada sentimen ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi empat kali pada tahun ini serta tekanan dari defisit neraca perdagangan turut melemahkan rupiah.
Pergerakan rupiah diperkirakan masih dapat kembali melemah seiring belum beranjaknya sentimen negatif dan secara psikologis pelaku pasar juga belum berpihak pada rupiah.
"Meski laju USD masih melemah terhadap mata uang utama lainnya namun, masih adanya minat pelaku pasar terhadap mata uang safe haven selain USD untuk mengantisipasi masih adanya sentimen perang dagang AS-Tiongkok dikhawatirkan dapat membuat rupiah kembali melemah," kata Reza.
Adapun rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp14.425 per dolar AS dan resisten Rp14.378 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah melemah menjadi Rp14.207 per dolar AS
Baca juga: Bankir perkirakan BI kembali kerek suku bunga acuan
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: