Jakarta (Antara News) - Empat belas siswa kelas 3 Erudio School of Art (EsoA) mengadakan pameran bertajuk ‘Basa-Basi’, sebuah pameran kolaboratif di Goethe-Institut Jakarta, pada Rabu (27/6) dan Kamis (28/6) .
Pameran ini merupakan bagian dari tugas akhir (Final Major Project), sekaligus acara Kenduri Lulus mereka setelah tiga tahun pembelajaran di EsoA.
“Di pameran ini kami ingin mengambil hal-hal yang sering sekali dianggap sepele untuk dibicarakan lebih dalam dan jadi sesuatu yang penting” ujar Seroja, salah satu peserta pameran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Basa-Basi merupakan ungkapan yang digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak menyampaikan informasi.
Basa-basi dalam masyarakat kerap kali dianggap sebagai bumbu penambah cita rasa dalam pembicaraan atau dekorasi obrolan, singkat kata; tidak penting.
Namun begitu, justru pada pameran ini para pameris menggelitik kita untuk mengkaji karya dengan berbagai topik yang mungkin sepele namun dimaknai mendalam oleh senimannya masing-masing.
Rangkaian pameran dibuka oleh Azra dengan pamerannya yang berjudul ‘Squared3’, kemudian dilanjutkan dengan pameran oleh Syifa yang berjudul ‘BARE’, Farrel dengan ‘Beda Itu Asik’, Radif dengan ‘Origin’, Dimas dengan ‘Robin Vanish’, Seroja dengan ‘Word Vomit’, Safira dengan ‘RAW’, Zahra dengan ‘Phantasmagoria in Blue’.
Selain itu, pameran kolaborasi ‘Serius Gak Serius’ oleh Karsa, Jaggro, Kevin dan Adam, Focus Group DiscussionChronos oleh Jennifer dan ditutup dengan apik oleh peluncuran merk ‘Super Super’ oleh Gya yang memproduksi pakaian, karpet, selimut hingga papan selancar.
Erudio School of Art merupakan institusi non-formal yang fokus pada seni rupa dan desain setara dengan Sekolah Menengah Atas berbasis proyek. Visi ESoA adalah menjadi institusi inspiratif yang menciptakan lingkungan hidup lebih baik melalui edukasi seni.