Tulungagung (ANTARA News) - Calon Wakil Bupati Tulungagung Eko Prisdianto mengaku sudah pasrah dengan hasil coblosan yang mengunggulkan pasangan calon petahana Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo (Sahto) versi hitung riil (real count) Komisi Pemilihan Umum.
"Yang jelas kita tunggu hasil akhir. Namun andaikan hasilnya nanti menang atau kalah itu sudah menjadi hal wajar dalam sebuah pilkada seperti ini," kata Eko Prisdianto dikonfirmasi setelah beredar hasil hitung riil KPU Tulungagung yang mengunggulkan pasangan Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo di Tulungagung, Jawa Timur, Rabu.
Ia justru mengajak semua elemen masyarakat melupakan hiruk pikuk pilkada yang sudah berlalu.
Meski belum mengakui hasil perhitungan cepat maupun hitung riil sementara KPU, Eko berharap ketegangan politik antarkubu yang saling berlawanan untuk dilupakan.
"Sikap saya sebagai calon, ya setelah pesta demokrasi pilkada bupati/wakil bupati ya kita kembalikan saja. Kita netralisir suasana, yang penting warga tetap damai. Tidak ada masalah apa-apa, dan kita kembalikan ke jatidiri masing-masing sebagai orang Tulungagung yang (senantiasa) guyub rukun dan kembali bersatu," kata Eko.
Eko menegaskan siap menghadapi apapun hasil rekapitulasi resmi KPU, termasuk jika akhirnya kalah.
Namun Eko menegaskan hitung cepat yang berjalan saat wawancara ini berlangsung sekitar pukul 20.45 WIB masih merekap data entry yang dikirim masing-masing saksi di TPS-TPS yang tersebar di 157 desa/kelurahan masih bersifat sementara dan tidak bisa dijadikan acuan.
"Yang masuk saat ini kan baru 15 persen. Kita lihat saja nanti hasilnya bagaimana," katanya
Eko enggan berkomentar soal data KPU yang menempatkan pasangan calon Sahto menang.
"Saya belum bisa berkomentar soal itu. Tapi yang jelas sikap saya datar-datar saja. Jadi memang, dalam pesta demokrasi kalah dan menang sudah menjadi risiko yang hatus siap ia hadapi. Saya belum bisa berkomentar. Sebab hasil rekapitulasi resmi nanti bagaimana, evaluasi tim nanti bagaimana, mari kita lihat saja nanti. Sekarang saya belum bisa komentar," katanya.
Eko menegaskan bahwa yang terpenting dalam pesta demokrasi kalah-menang sudah menjadi sesuatu yang biasa.
"Sekarang jadi rival, untuk periode yang akan datang belum tentu jadi rival. Dalam politik itu kan sudah biasa. Saat berangkat seperti gontok-gontokan untuk cari simpati masyarakat, tapi setelah itu kita kembali lagi seperti biasa. Semua harus berjalan normal kembali," lanjutnya.
Eko mengaku sejauh ini belum ada arahan ataupun koordinasi dengan Cabup Margiono sejak coblosan maupun setelah hasil perhitungan versi real count KPU yang menempatkan pasangan Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo unggul dengan prosentase 60,9 berbanding 38,9 atas Margiono-Eko Prisdianto yang diusung koalisi sembilan partai politik.
Cawabup Tulungagung pasrah atas hasil pilkada
27 Juni 2018 22:33 WIB
Ilustrasi Kotak Suara (ANTARANews)
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: