Sidoarjo (ANTARA News) - Komisi Pemilihan Umum dari negara lain ikut memantau pelaksanaan Pemilihian Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 melalui kegiatan "Election Visit Program 2018" yang digelar KPU.

"Kegiatan ini sebenarnya sudah dilakukan beberapa kali. Program kunjungan kegiatan pemilu ini diikuti KPU-KPU dari beberapa negara, kemudian pemantau pemilu dari beberapa negara, termasuk pemantau pemilu dari dalam negeri," kata Ketua KPU Arief Budiman konfrensi pers kegiatan "Election Visit Program" di Sidoarjo, Jatim, Rabu.

Selain KPU dari negara lain, dalam kegiatan itu hadir juga perwakilan dari lembaga-lembaga negara seperti Kemendagri, Kemenkopolhukam, DPR, BIN, Bappenas yang nantinya akan berbagi cerita dan pengalaman penyelenggaraan pemilu di berbagai negara.

Arief mengungkapkan, pada hari ini pihaknya telah melakukan pemantauan bersama di 14 tempat pemungutan (TPS). Ada enam grup dan masing-masing grup ada dua TPS.

14 TPS itu antara lain 12 TPS ada di Surabaya dan dua TPS di Bangkalan. Pada hari ini juga, pihaknya akan melakukan pemantauan penghitungan suara di Sidoarjo. Sedangkan nanti malam akan diskusi lagi pengalaman pemilu dari berbagai negara dan di Indonesia.

"Diharapkan akan memberikan bukan hanya pengalaman aktual dan faktual, tapi juga memberikan inspirasi pada banyak negara. Hal-hal baik dari Indonesia bisa diterapkan di banyak negara nantinya," tuturnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengapresiasi kegiatan "Election Visit Program 2018" yang digielar KPU itu. Menurutnya kedatangan delegasi lembaga pemilihan umum internasional dari 24 negara dengan 150 orang peserta dari negara lain menunjukkan suksesnya.

Datangnya lembaga pemilihan umum internasional itu, kata dia, menjadi indikator kedewasaan politik di Jatim. Pasalnya, masyarakat di Jatim memang punya tradisi dalam politik yang dewasa meskipun setiap 5 tahun sekali meningkat sesuai dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang meningkat.

"Basis yang sangat plural ini menghasilkan pluralisme yang ada di Jatim. Saya kira ini satu indikasi dan terima kasih pada masyarakat internasional yang membuat studi banding demokrasi politik dan suasana Pilkada yang damai," ujarnya.

(KR-IDS/C004)