Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan, kekuasaan dalam politik bukan segala-galanya dan bukan hal yang harus didapatkan dengan segala cara.

"Kekuasaan hanyalah alat untuk mencapai tujuan dengan menerapkan program dan kebijakan guna mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan makmur," kata dia, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, menyikapi penyelenggarakan Pilkada serentak 2018.

Menurut Kristiyanto, dalam mencapai kekuasaan, rakyatlah yang berdaulat karena memiliki kemerdekaan dalam memilih pemimpinnnya.

Ia melihat, Pilkada serentak 2018 ini kerap menampilkan ambisi kekuasaan yang luar biasa, sehingga berbagai cara pun dilakukan.

Menurut dia, bahkan ada pihak-pihak yang melakukan berbagai cara dan sampai ada yang berpikiran untuk memanipulasi daftar pemilih tetap, menggunakan alat penyelenggara pemilu yang seharusnya netral, politik uang, hingga menghilangkan hak pilih warga.

PDI Perjuangan, kata dia, sangat prihatin terhadap praktik politik menghalalkan cara tersebut. "Ambisi orang per orang dan kelompok menjadi begitu dominan, merusak keadaban politik nasional," katanya.

Hasto juga menegaskan, menang atau kalah dalam pilkada tidak membuat demokrasi menjadi kiamat. Menurut dia, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, selalu berpesan bahwa menang dan kalah hanya lima tahun.

"Kalah kita memperbaiki diri dan menang jangan korupsi. Lalu kenapa banyak yang menjadikan Pilkada sebagai pertarungan hidup mati sehingga keadaban pun dikorbankan?," katanya.

Ia juga mempertanyakan, kenapa hanya demi kekuasaan ada pihak-pihak yang ingin memertaruhkan segalanya, termasuk kehendak bersama sebagai bangsa beridiologi Pancasila.

"Semua pihak sebaknya memperjuangkan kualitas demokrasi dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jangan memprovokasi rakyat dengan pemikiran sempit. Demokrasi harus menjadi ukuran peradaban politik Indonesia," katanya.