Trenggalek (ANTARA News) - Cawagub Emil Elestianto Dardak dan istrinya Arumi Bachsin sungkem ke orang tua dan berziarah ke makam keluarga sebelum menggunakan hak pilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 06, Kelurahan Ngantru, Trenggalek, Jawa Timur, Rabu.

Kompak mengenakan setelan hitam putih, Emil yang masih menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini mengawali rangkaian kegiatan menjelang coblosan dengan meminta restu ke kedua orang tuanya, Hermanto Dardak dan Sri Widayanti, juga sang paman yang setia mendampingi, Zainal Abidin.

Sungkeman dilakukan di rumah keluarga di jalan Wachid Hasyim No. 10, Kelurahan Ngantru, Trenggalek sebelum dilanjutkan dengan berziarah ke makam eyang dan buyut Emil di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Setono Bagong, Kelurahan Ngantru.

"Sebelum saya melakuan pencoblosan, terlebih dahulu saya ziarah ke makam eyang sebagai ritual memohon restu," kata Emil dikonfirmasi di sela kegiatan jelang coblosan.

Di lokasi makam kakeknya, Mochammad Dardak dan eyang putri serta buyut, Emil melakukan tabur bunga dan berdoa.

"Sudah menjadi tradisi sejak dahulu bahwa saya selalu sungkem sebelum berangkat (pencoblosan). Ketika pilkada lalu, saya juga sungkem sebelum berangkat," ucap Emil.

Turut serta dalam acara ziarah itu kedua orang tua Emil dan Zainal Abidin.

"Saya berdoa di makam eyang saya, karena beliau juga mempunyai nilai sejarah pembangunan di Trenggalek, eyang saya termasuk pendiri Masjid Agung Trenggalek, dan menjadi imam masjid kala itu," ungkap Emil.

Setelah ziarah makam selesai, Emil kembali ke rumah untuk menerima tamu dari perwakilan KPPS Ngantru.

Emil dan istri, Arumi Bachsin sebelumnya terdaftar di TPS 03 Kelurahan Surondakan, Trenggalek. Namun, menjelang coblosan Emil memilih pindah lokasi penyaluran hak suaranya bersama sang istri di TPS 05 Kelurahan Ngantru.

"Saya putuskan untuk pindah lokasi coblosan karena kami berangkat dari rumah keluarga di jalan Wachid Hasyim, Kelurahan Ngantru. Kalau kemarin kan terdaftarnya karena saya tercatat tinggal di rumah dinas (bupati). Tapi saya pikir akan lebih afdol jika saya berangkat dari rumah keluarga eyang di sini daripada dari rumah dinas. Supaya tetap netral ya," tutur Emil.