Basarnas gunakan pukat harimau cari KM Sinar Bangun di Danau Toba
27 Juni 2018 10:07 WIB
Tim SAR gabungan kembali ke pelabuhan Tigaras usai melakukan operasi SAR tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (26/6/2018). Hingga hari kesembilan pasca kecelakaan tersebut operasi SAR belum membuahkan hasil yang signifikan, sementara Basarnas berencana memakai pukat untuk mempermudah pencarian korban. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Simalungun (ANTARA News) - Tim gabungan Basarnas menambah peralatan dalam mencari korban dan bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
"Dua pukat harimau dari Belawan dan Sibolga dimanfaatkan untuk membantu mencari bangkai kapal tersebut," kata Kakansar Medan, Budiawan, Rabu, di Posko Basarnas, di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun.
Kedua unit alat itu nantinya diberdayakan menggunakan kapal feri KMP Sumut I dan II di titik temuan objek benda yang terdeteksi scan sonar.
Titik itu di arah Barat Daya berjarak dua kilometer dan 2,5 Km dari Pelabuhan Tiga Ras di kedalaman 490 meter.
Budiawan mengatakan, pencarian pada hari ke 10 tetap pada pola di permukaan dan dalam perairan, udara serta pinggiran pantai.
Selain itu, ada dua unit heli Basarnas dan kepolisian yang dikerahkan memantau dari udara, sementara kapal milik PT Japfa disiagakan.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin, 18 Juni 2018 kira-kira pukul 17.15 Wib rute Simanindo Kabupaten Samosir-Tiga Ras Simalungun dengan perkiraan mengangkut lebih dari seratus penumpang.
Korban yang sudah ditemukan adalah 18 penumpang selamat, satu juru mudi (tidak didata di daftar), tiga korban meninggal, dan diperkirakan 183 penumpang hilang sesuai laporan dari pihak keluarga.
Sejumlah barang yang diduga milik penumpang kapal, seperti helm, tas, sandal, sepatu dan jaket pelampung milik KMP Sumut II telah ditemukan.
Baca juga: Pencarian penumpang KM Sinar Bangun dilanjutkan dengan helikopter
Baca juga: Sulitnya pastikan jumlah korban kapal tenggelam
"Dua pukat harimau dari Belawan dan Sibolga dimanfaatkan untuk membantu mencari bangkai kapal tersebut," kata Kakansar Medan, Budiawan, Rabu, di Posko Basarnas, di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun.
Kedua unit alat itu nantinya diberdayakan menggunakan kapal feri KMP Sumut I dan II di titik temuan objek benda yang terdeteksi scan sonar.
Titik itu di arah Barat Daya berjarak dua kilometer dan 2,5 Km dari Pelabuhan Tiga Ras di kedalaman 490 meter.
Budiawan mengatakan, pencarian pada hari ke 10 tetap pada pola di permukaan dan dalam perairan, udara serta pinggiran pantai.
Selain itu, ada dua unit heli Basarnas dan kepolisian yang dikerahkan memantau dari udara, sementara kapal milik PT Japfa disiagakan.
KM Sinar Bangun tenggelam pada Senin, 18 Juni 2018 kira-kira pukul 17.15 Wib rute Simanindo Kabupaten Samosir-Tiga Ras Simalungun dengan perkiraan mengangkut lebih dari seratus penumpang.
Korban yang sudah ditemukan adalah 18 penumpang selamat, satu juru mudi (tidak didata di daftar), tiga korban meninggal, dan diperkirakan 183 penumpang hilang sesuai laporan dari pihak keluarga.
Sejumlah barang yang diduga milik penumpang kapal, seperti helm, tas, sandal, sepatu dan jaket pelampung milik KMP Sumut II telah ditemukan.
Baca juga: Pencarian penumpang KM Sinar Bangun dilanjutkan dengan helikopter
Baca juga: Sulitnya pastikan jumlah korban kapal tenggelam
Pewarta: Warsito
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: