Rwanda siap kirim perempuan polisi ke Sudan Selatan
27 Juni 2018 09:25 WIB
Dokumen foto rakyat Sudan Selatan mencari ikan di sungai. Organisasi Pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mencatat negara kaya minyak di Afrika itu selama enam tahun ini rawan pangan akibat konflik elit politik berkepanjangan. (fao.org/south-sudan)
Kigali, Rwanda (ANTARA News) - Rwanda siap mengirim satuan polisi yang semua anggotanya perempuan untuk ditempatkan di Sudan Selatan di bawah misi pemelihara perdamaian PBB, kata polisi Rwanda pada Selasa (26/6).
po;
Kontingen tersebut adalah tim perempuan pertama yang akan dikirim untuk misi luar negeri oleh negeri itu.
Perempuan polisi pasukan pemelihara perdamaian tersebut, dijadwalkan meninggalkan negeri itu dalam beberapa hari ke depan, khusus menangani ketenangan masyarakat seperti antara lain mengendalikan massa, memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, melaksanakan tugas pengawalan dan perlindungan instalasi PBB, kata polisi Rwanda.
Saat berbicara kepada kontingen tersebut sebelum penggelaran, Wakil Inspektur Jenderal Polisi Dan Munyuza mendesak kesatuan itu agar sepenuhnya mematuhi disiplin meskipun berada dalam lingkungan yang mudah bergolak.
"Kalian dilengkapi dengan baik, dilatif dengan baik dan disiplin. Rwanda mengharapkan kalian mematuhi standard tertinggi prilaku dan bertindaklah dengan cara yang profesional dan disiplin dan selalu berjuang untuk melindungi serta meningkatkan citra Rwanda di luar negeri," kata Munyuza kepada personel perempuan politik tersebut.
Munyuza, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi, menyeru kontingen itu agar mempertahankan komitmen mereka untuk dan mendukung operasi PBB di Sudan Selatan.
Pada 2009, mantan sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon melancarkan kegiatan untuk meningkatkan bagian perempuan dalam pasukan pemelihara perdamaian jadi 10 persen di dalam kesatuan militer dan 20 persen di kesatuan polisi sampai 2014. Namun sasaran tersebut luput, kata PBB.
Rwanda pertama kali mengerahkan polisi pemelihara perdamaiannya ke Sudan Selatan pada 2015, kata polisi. Negeri itu adalah satu satu negara utama yang menyumbang polisi dan prajurit militer buat misi pemelihara perdamaian PBB.
Baca juga: PBB serukan kepedulian pada Sudan Selatan
Baca juga: OCHA: lebih 20.000 orang Sudan Selatan ngungsi ke Ethiopia
po;
Kontingen tersebut adalah tim perempuan pertama yang akan dikirim untuk misi luar negeri oleh negeri itu.
Perempuan polisi pasukan pemelihara perdamaian tersebut, dijadwalkan meninggalkan negeri itu dalam beberapa hari ke depan, khusus menangani ketenangan masyarakat seperti antara lain mengendalikan massa, memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, melaksanakan tugas pengawalan dan perlindungan instalasi PBB, kata polisi Rwanda.
Saat berbicara kepada kontingen tersebut sebelum penggelaran, Wakil Inspektur Jenderal Polisi Dan Munyuza mendesak kesatuan itu agar sepenuhnya mematuhi disiplin meskipun berada dalam lingkungan yang mudah bergolak.
"Kalian dilengkapi dengan baik, dilatif dengan baik dan disiplin. Rwanda mengharapkan kalian mematuhi standard tertinggi prilaku dan bertindaklah dengan cara yang profesional dan disiplin dan selalu berjuang untuk melindungi serta meningkatkan citra Rwanda di luar negeri," kata Munyuza kepada personel perempuan politik tersebut.
Munyuza, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi, menyeru kontingen itu agar mempertahankan komitmen mereka untuk dan mendukung operasi PBB di Sudan Selatan.
Pada 2009, mantan sekretaris jenderal PBB Ban Ki-moon melancarkan kegiatan untuk meningkatkan bagian perempuan dalam pasukan pemelihara perdamaian jadi 10 persen di dalam kesatuan militer dan 20 persen di kesatuan polisi sampai 2014. Namun sasaran tersebut luput, kata PBB.
Rwanda pertama kali mengerahkan polisi pemelihara perdamaiannya ke Sudan Selatan pada 2015, kata polisi. Negeri itu adalah satu satu negara utama yang menyumbang polisi dan prajurit militer buat misi pemelihara perdamaian PBB.
Baca juga: PBB serukan kepedulian pada Sudan Selatan
Baca juga: OCHA: lebih 20.000 orang Sudan Selatan ngungsi ke Ethiopia
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: