Pilkada 2018
Demiz khawatirkan tiga potensi kecurangan dalam pilkada
Dokumentasi Empat pasangan calon gubernur-wagub Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri)-Uu Ruzhanul Ulum (kedua kiri), TB Hasanuddin (ketiga kiri)-Anton Charliyan (keempat kiri), Sudrajat (keempat kanan)-Ahmad Syaikhu (ketiga kanan), dan Deddy Mizwar (kedua kanan)-Dedi Mulyadi (kanan) menunjukkan nomor urut masing-masing saat rapat pleno pengundian nomor urut oleh KPU Jawa Barat di Sport Centre Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/2/2018). Pasangan Ridwan Kamil-Uu mendapat nomor urut satu, TB Hasanuddin-Anton nomor urut dua, Sudrajat-Syaikhu nomor urut tiga, dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi nomor urut empat. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
"Ada sejumlah potensi kecurangan, misalnya penyebaran Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-e) yang saat ini sudah terjadi di beberapa daerah di Jabar," kata Deddy di Bekasi.
Menurut dia, KTP-e palsu berpotensi disebarkan oknum tertentu untuk mendongkrak perolehan suara dalam pilkada pada Rabu (27/6)k.
Deddy mengatakan, modus tersebut bisa dimanfaatkan oleh lawan untuk mendongkrak suara sehingga perlu diantisipasi dengan baik oleh penyelenggara.
"Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) tidak memiliki kemampuan serta alat yang efektif dalam mendeteksi KTP-e palsu di TPS," katanya.
Potensi berikutnya adalah modus penggelembungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) dengan memanfaatkan sejumlah kertas suara yang tidak terpakai.
Menurut dia, upaya penggelembungan suara bisa diantisipasi dengan cara mengawal hasil pemungutan suara sampai ke kecamatan dan KPU.
"Kita juga punya tim cyber IT yang akan memonitoring formulir C1 supaya tidak dimanipulasi hingga tingkat KPU. Jangan sampai terjadi masuknya unsur-unsur manipulasi, makanya C1 tadi harus lengkap," katanya.
Potensi terakhir adalah "money politics" yang kerap terjadi pada H-1 pencoblosan di sekitar lingkungan TPS.
"`Serangan fajar` ini adalah sebuah penghinaan terhadap kedaulatan rakyat. Saya minta ini diantisipasi betul, supaya masyarakat menjaga tetangganya jangan sampai terkena pengaruh `serangan fajar`," katanya.
Deddy mengimbau masyarakat untuk segera melapor kepada Panitia Pengawas Pemilu kalau ada mendeteksi adanya kecurangan untuk segera ditindaklanjuti.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018