Piala Dunia 2018
Schmeichel ingin Denmark tentukan nasib sendiri
25 Juni 2018 20:01 WIB
Gelandang Australia Mile Jedinak (kiri) melakukan selebrasi setelah mencetak gol pada tendangan penalti dalam pertandingan Piala Dunia C Piala Dunia 2018 Rusia antara Denmark dan Australia di Samara Arena di Samara (21 Juni 2018). (EMMANUEL DUNAND / AFP)
Moskow (ANTARA News) - Peter Schmeichel menyampaikan kepada anak laki-lakinya yang juga berprofesi sebagai penjaga gawang, Kasper, bahwa nasib tim Denmark ada di tangannya saat pertandingan melawan Prancis Selasa mendatang yang mengingatkan kembali kenangannya saat Piala Dunia 1998.
"Dua puluh tahun lalu saya bermain melawan Prancis dalam pertandingan terakhir grup, dengan nasib di tangan kami," kata mantan kiper Manchester United itu melalui Twitter.
"Selasa nanti Kasper melakukan hal yang sama, di mana Denmark dalam posisi seperti tahun 1998," kata Peter dalam akun yang disertai foto dirinya bersama Kasper sedang beraksi.
"Sangat kebetulan Denmark dan Prancis berada satu grup. Dan juga dalam situasi yang sama dengan ketika Piala Dunia Prancis 1998.
Prancis di Piala Dunia 2018 ini sudah memastikan lolos je babak 16 besar setelah dua kali menang, sedangkan Denmark mengantongi poin empat.
Denmark memerlukan minimal hasil seri agar pasti lolos ke fase kedua.
Kasper Schmeichel, yang bermain untuk klub Inggris Leicester City, memiliki penampilan yang mirip ayahnya, berambut pirang dan vokal.
Tapi untuk pertandingan Selasa nanti ia tidak ingin bernasib seperti ayahnya, yang gagal menangkap penalti Youri Djorkaeff sehingga Denmark kalah 1-2.
Baca juga: Australia tahan laju Denmark ke 16 besar Piala Dunia
Denmark akhirnya tertolong untuk lolos karena Afrika Selatan bermain imbang melawan Arab Saudi.
Di grup C, Australia yang baru punya satu poin, untuk dapat lolos perlu mengalahkan Peru sambil berharap Prancis mengalahkan Denmark.
Pihak Australia cemas Prancis dan Denmark cenderung berbagi hasil imbang.
Namun Denmark ada baiknya mengikuti nasihat dari Peter Schmeichel bahwa mereka yg harus menentukan nasib mereka sendiri, demikian Reuters melaporkan.
(Uu.SYS/T004/B015)
"Dua puluh tahun lalu saya bermain melawan Prancis dalam pertandingan terakhir grup, dengan nasib di tangan kami," kata mantan kiper Manchester United itu melalui Twitter.
"Selasa nanti Kasper melakukan hal yang sama, di mana Denmark dalam posisi seperti tahun 1998," kata Peter dalam akun yang disertai foto dirinya bersama Kasper sedang beraksi.
"Sangat kebetulan Denmark dan Prancis berada satu grup. Dan juga dalam situasi yang sama dengan ketika Piala Dunia Prancis 1998.
Prancis di Piala Dunia 2018 ini sudah memastikan lolos je babak 16 besar setelah dua kali menang, sedangkan Denmark mengantongi poin empat.
Denmark memerlukan minimal hasil seri agar pasti lolos ke fase kedua.
Kasper Schmeichel, yang bermain untuk klub Inggris Leicester City, memiliki penampilan yang mirip ayahnya, berambut pirang dan vokal.
Tapi untuk pertandingan Selasa nanti ia tidak ingin bernasib seperti ayahnya, yang gagal menangkap penalti Youri Djorkaeff sehingga Denmark kalah 1-2.
Baca juga: Australia tahan laju Denmark ke 16 besar Piala Dunia
Denmark akhirnya tertolong untuk lolos karena Afrika Selatan bermain imbang melawan Arab Saudi.
Di grup C, Australia yang baru punya satu poin, untuk dapat lolos perlu mengalahkan Peru sambil berharap Prancis mengalahkan Denmark.
Pihak Australia cemas Prancis dan Denmark cenderung berbagi hasil imbang.
Namun Denmark ada baiknya mengikuti nasihat dari Peter Schmeichel bahwa mereka yg harus menentukan nasib mereka sendiri, demikian Reuters melaporkan.
(Uu.SYS/T004/B015)
Pewarta: antara
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: