Bantul dorong budi daya bawang merah organik
24 Juni 2018 08:19 WIB
Ilustrasi - Seorang petani menunjukkan bawang merah yang tumbuh maksimal di Kelurahan Krandon, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (4/4/2017). (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Bantul (ANTARA News) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan (PPKP) Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pengembangan budi daya tanaman bawang merah secara organik di wilayah Nawungan, Desa Selopamioro.
"Di Nawungan Selopamioro ini kita menggunakan seminimal mungkin pestisida dan zat-zat kimia dalam menanam bawang merah," kata Kepala Dinas PPKP Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Minggu.
Menurut dia, kelompok tani di pedukuhan Nawungan I dan Nawungan II Desa Selopamioro telah mengembangkan tanaman bawang merah organik atau penggunaan pupuk kandang secara optimal di sebagian lahan seluas 105 hektare.
Meski belum semua lahan diperlakukan secara pertanian organik, namun diharapkan luasan lahan bawang merah secara organik semakin bertambah untuk produksi yang maksimal serta kualitas yang lebih baik.
"Ini yang perlu diapresiasi kami selaku pemerintah daerah di Bantul, karena ini yang pertama, kemudian yang kedua produksinya juga cukup bagus sekitar 12 ton per hektare, ini yang terus didorong," katanya.
Pulung juga mengatakan, apalagi dalam membudidayakan tanaman bawang merah di Bantul biasanya dilakukan di daerah dataran rendah atau sawah dan lain sebagainya, namun berbeda dengan di Nawungan yang lokasinya di dataran tinggi.
"Jadi bawang merah ini kita tanam di bukit, tentu ini menjadi sesuatu yang bagus, makanya ada PR (pekerjaan rumah) untuk pengembangan lagi ke depan. Dan ini akan segera kita lanjuti, karena sudah terbukti hasilnya," katanya.
Baca juga: Petani bawang Bantul raup untung Rp10 miliar
Baca juga: Mentan: keuntungan importir bombai mini Rp1,24 triliun
Baca juga: Ombudsman dukung penanganan kasus impor bawang bombai
Baca juga: NTT akan ekspor bawang merah organik ke Timor Leste
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan Juhari mengatakan, budi daya tanaman bawang merah organik di Nawungan sudah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir dengan memanfaatkan kotoran ternak milik kelompok ternak setempat.
Menurut dia, dengan pertanian organik terbukti produktivitas panen per hektare rata-rata sekitar 12 ton bawang merah, dan hasil panen bawang merah pada Juni langsung diserap pasar melalui pengepul atau pedagang besar.
"Belum saya hitung secara keseluruhan hasilnya, namun per seribu meter biasanya itu sekitar 1 ton dua kuintal (1,2 ton) bawang, tinggal mengalikan saja, jadi kalau dalam satu hektare bisa sekitar 12 ton," katanya.
"Di Nawungan Selopamioro ini kita menggunakan seminimal mungkin pestisida dan zat-zat kimia dalam menanam bawang merah," kata Kepala Dinas PPKP Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Minggu.
Menurut dia, kelompok tani di pedukuhan Nawungan I dan Nawungan II Desa Selopamioro telah mengembangkan tanaman bawang merah organik atau penggunaan pupuk kandang secara optimal di sebagian lahan seluas 105 hektare.
Meski belum semua lahan diperlakukan secara pertanian organik, namun diharapkan luasan lahan bawang merah secara organik semakin bertambah untuk produksi yang maksimal serta kualitas yang lebih baik.
"Ini yang perlu diapresiasi kami selaku pemerintah daerah di Bantul, karena ini yang pertama, kemudian yang kedua produksinya juga cukup bagus sekitar 12 ton per hektare, ini yang terus didorong," katanya.
Pulung juga mengatakan, apalagi dalam membudidayakan tanaman bawang merah di Bantul biasanya dilakukan di daerah dataran rendah atau sawah dan lain sebagainya, namun berbeda dengan di Nawungan yang lokasinya di dataran tinggi.
"Jadi bawang merah ini kita tanam di bukit, tentu ini menjadi sesuatu yang bagus, makanya ada PR (pekerjaan rumah) untuk pengembangan lagi ke depan. Dan ini akan segera kita lanjuti, karena sudah terbukti hasilnya," katanya.
Baca juga: Petani bawang Bantul raup untung Rp10 miliar
Baca juga: Mentan: keuntungan importir bombai mini Rp1,24 triliun
Baca juga: Ombudsman dukung penanganan kasus impor bawang bombai
Baca juga: NTT akan ekspor bawang merah organik ke Timor Leste
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Lestari Mulyo Nawungan Juhari mengatakan, budi daya tanaman bawang merah organik di Nawungan sudah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir dengan memanfaatkan kotoran ternak milik kelompok ternak setempat.
Menurut dia, dengan pertanian organik terbukti produktivitas panen per hektare rata-rata sekitar 12 ton bawang merah, dan hasil panen bawang merah pada Juni langsung diserap pasar melalui pengepul atau pedagang besar.
"Belum saya hitung secara keseluruhan hasilnya, namun per seribu meter biasanya itu sekitar 1 ton dua kuintal (1,2 ton) bawang, tinggal mengalikan saja, jadi kalau dalam satu hektare bisa sekitar 12 ton," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018
Tags: