Tanjungpinang (ANTARA News) - Pangkalan Udara (Lanud) Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang mengirim Multi Beam Scan Sonar, peralatan pendeksi yang akan digunakan untuk mencari keberadaan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Komandan Lanud Tanjungpinang Kolonel Pnb M Dadan Gunawan di Tanjungpinang pada Sabtu mengatakan, sonar tersebut mampu mendeteksi hingga kedalaman 2.000 meter.

"Kami mengerahkan pesawat CN 295 untuk mengangkut Multi Beam Scan Sonar ke Bandara Silangit Siborong-Borong, Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Selanjutnya, alat SAR itu dipergunakan untuk mencari KM Sinar Bangun," ujarnya.

Dadan mengemukakan peralatan tersebut untuk mendukung operasi pencarian KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun pada Senin 18 Juni 2018 sekitar pukul 17.30 WIB.

Operasi ini sebagai dukungan TNI AU dalam melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Kegiatan ini pula sesuai perintah Panglima TNI untuk turut serta dalam pengamanan sebelum dan sesudah lebaran serta penanganan situasi darurat berupa bencana alam, kecelakaan, dan sebagainya.

Baca juga: Tragedi Danau Toba - Doni dan istri sampai kini belum ditemukan

Karena itu, lanjutnya, Lanud Tanjungpinang ikut mendukung operasi pencarian tersebut dengan melaksanakan pengiriman peralatan Basarnas yang ada di Tanjungpinang dan Batam.

Kepala Basarnas Tanjungpinang Budi Cahyadi memberi apresiasi kepada Lanud Tanjungpinang yang mendukung kegiatan penyelamatan KM Sinar Bangun. TNI AU membawa peralatan Multi Beam Scan Sonar dari Bandara RHF dan Bandara Hang Nadim Batam ke Bandara Silangit di Siborong-borong Tapanulit Utara, Sumatra Utara.

Dukungan Lanud Tanjungpinang dapat mempercepat pencarian Kapal dan korban yang masih belum ditemukan.

"Kapal tenggelam diperkirakan pada lokasi kedalaman 400-500 meter," ujarnya.

Dari total keseluruhan 206 orang yang berada di kapal tersebut, 22 orang ditemukan yang terdiri dari 4 orang meninggal, 18 selamat, serta 184 orang masih dalam pencarian. Kegiatan SAR yang dilakukan direncanakan sampai dengan 7 hari dan dapat diperpanjang sampai dengan 10 hari kedepan.

Baca juga: Korban selamat KM Sinar Bangun butuh konseling traumatis