Jakarta (ANTARA News) - Suasana di kawasan ibu kota Jakarta kembali ramai setelah berakhirnya masa cuti bersama Lebaran 2018, sementara sebaliknya di berbagai ruas jalan tol yang dalam beberapa hari terakhir selalu dipadati kendaraan pemudik, kondisi lalu lintas relatif lengang.

Puncak arus balik Lebaran sudah terjadi pada Selasa (19/6) dan Rabu (20/6) lalu. Kantor-kantor pemerintah maupun swasta sudah mulai berjalan normal sejak Kamis (21/6), meskipun sebagian karyawan swasta baru mulai masuk kerja pada Senin (25/6).

Keramaian ibu kota negara itu mulai terlihat di sejumlah titik seperti di sekitar kawasan Monumen Nasional (Monas) dan titik-titik transportasi massal di sekitarnya.

Demikian pula terpantau di kereta rel listrik (KRL) Commuter Line yang sudah mulai ramai penumpang sejak Sabtu pagi. KRL tujuan Jakarta Kota dan Tanah Abang dari Bogor terlihat ramai oleh rombongan keluarga.

Sementara itu, di sepanjang ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) pada H+7 Lebaran Sabtu pagi hingga siang, dari dan menuju Jakarta, relatif lengang.

Berdasarkan pantauan Antara, dari Dawuan KM 66 yang merupakan titik pertemuan arus dari Tol Cipali dan Tol Cipularang, volume kendaraan relatif lengang dan lalu lintas lancar.

KM 62 arah Jakarta yang biasanya juga menjadi titik kemacetan karena antrian pengendara yang ingin masuk ke tempat peristirahatan (rest area), juga tampak lengang.

Hanya di Karawang Barat KM 48 hingga KM 46 arah Jakarta, sempat padat karena dampak penyempitan lajur.

Berdasarkan data Jasa Marga di Gerbang Tol Cikarang Utama, hingga H+6 Lebaran, sekitar 91 persen dari 720 ribu kendaraan yang mudik melalui gerbang tol tersebut, atau sekitar 650 ribu kendaraan sudah kembali ke Jakarta.

Petugas Jasa Marga dan pihak kepolisian sendiri dalam dua hari terakhir hanya memberlakukan sistem lawan arus (contraflow) di KM 53 hingga KM 41 dan KM 35 untuk mengurai kepadatan, tidak seperti pada Selasa malam dan Rabu malam hingga dini hari yang sampai harus diberlakukan satu arah (one way).

Begitu pula dengan volume kendaraan sepanjang ruas tol dari Cawang menuju Cikampek, relatif lengang dan lalu lintas relatif lancar. Hanya sempat sedikit tersendat di Cikarang Barat Km 33 hingga Karawang Timur Km 38 dampak penyempitan lajur.

Operator jalan tol Cikampek-Palimanan PT Lintas Marga Sedaya mencatat penurunan jumlah kendaraan yang melintas gerbang tol Palimanan Cirebon, Jawa Barat.

"Dari data terpantau kalau rata-rata lalu lintas ke arah Jakarta sudah menurun saat ini yang tercatat sebanyak 2.292 kendaraan per jam dan arah sebaliknya 688 kendaraan per jam," kata General Manajer Operasional PT LMS, Suyitno, di Cirebon.

Sedangkan pada hari Jumat itu rata-rata lalu lintas ke arah Jakarta 2.688 kendaraan per jam.

"Yang belum melakukan perjalanan arus balik diperkirakan masih ada 105.210 unit kendaraan dari total yang tercatat saat arus mudik sebanyak 528.957 unit," tuturnya.

Untuk itu apabila distribusi baliknya merata, maka di jalur itu akan terlihat pergerakan lalu lintas yang padat dan lancar saja.

"Namun bila terjadi bersamaan pada hari tertentu yakni Sabtu atau Minggu saja, maka akan terjadi lonjakan yang signifikan yaitu kepadatan lalu lintas," katanya seraya menambahkan bahwa jika itu terjadi, pihak kepolisian kemungkinan besar akan menerapkan lalu lintas searah.

Sedangkan untuk gardu di GT Palimanan masih diprioritaskan ke arah Jakarta dengan dibuka sebanyak 16 gardu, sementara arah Jawa hanya 6 gardu.


Antisipasi Kepadatan

Di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Satuan Lalu Lintas Polres Garut mengantisipasi lonjakan arus balik kendaraan lintas jalur selatan di wilayah Malangbong-Limbangan dan Leles-Kadungora pada akhir pekan Sabtu dan Minggu (24/6) bersamaan dengan mulai berakhirnya libur Lebaran.

"Memang akhir pekan ini diprediksi akan terjadi kepadatan arus lalu lintas karena masih adanya sebagian warga yang belum balik ditambah arus wisata," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut, AKP Erik Bangun Prakasa kepada wartawan di Garut.

Kepolisian, lanjut dia, telah siap siaga di jalur utama arus balik dari jalur arah timur kawasan Tasikmalaya dan arah Garut Kota menuju barat atau Nagreg, Kabupaten Bandung.

Pihaknya juga sudah siap dengan rencana seperti memberlakukan satu arah (one way) dan peralatan penunjang untuk mengantisipasi kepadatan arus kendaraan yang diprioritaskan dari arah timur menuju barat.

Mulai beroperasinya ratusan delman, yang sebelumnya dilarang masuk ke jalur mudik dan balik Lebaran, di jalan raya Garut, juga diperkirakan akan menghambat arus lalu lintas.

"Mulai hari Kamis (21/6) sudah beroperasi," kata Erik.

Menurut dia, keberadaan delman masuk ke jalan raya memicu terjadinya pelambatan laju kendaraan yang melintasi Jalan Bandung-Garut wilayah Kabupaten Garut.

Ia menambahkan selain delman, kendaraan besar angkutan bukan pangan juga kembali beroperasi di jalan raya, sebelumnya sama dilarang selama operasi pengamanan arus mudik dan balik lebaran.

Di wilayah Pantura, para pemudik yang melintas di Checkpoint Winong, Kecamatan Palimanan, Cirebon, Jawa Barat mendapat sajian gratis untuk makan nasi jamblang bersama pada arus balik Lebaran.

"Tadi kami siapkan 400 bungkus nasi untuk para pemudik dan semua habis dalam sekejap," kata Kapolres Cirebon, AKBP Suhermanto di Cirebon.

Suhermanto mengatakan makan nasi jamblang bareng itu, upaya Kepolisian melayani para pemudik yang melintasi wilayah pantura Cirebon.

Menurutnya nasi bungkus itu disiapkan jajaran Polres Cirebon, Detasemen C Pelopor Satbrimob Polda Jabar, dan Jasa Raharja.

Dia mengatakan ada beberapa menu yang disiapkan, yaitu nasi kuning, nasi lengko dan nasi Jamblang, semuanya merupakan makanan khas Cirebon.

"Checkpoint yang berada di Mako Kompi 4 Detasemen C Satbrimob Polda Jabar ini sengaja disiapkan selama Arus Balik Lebaran 2018 sebagai rest area bagi pengendara dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta," tuturnya.

Sementara itu pengendara sepeda motor asal Tegal, Jawa Tengah, Sugeng mengatakan sangat menikmati pelayanan Kepolisian dan petugas selama arus mudik dan balik.

"Terimakasih atas pelayanannya, tadi saya makan nasi jamblang dan rasanya enak," katanya.

Kapolres Cirebon AKBP Suhermanto dan Kaden C Pelopor Satbrimob Polda Jabar AKBP Widodo, turut makan bersama para pengendara yang melintas di jalur pantura Cirebon.


Stasiun Senen Padat

Sementara itu di Stasiun Senen, Jakarta, volume penumpang yang tiba masih mengalami peningkatan.

"Volume penumpang tiba di Stasiun Senen pada Sabtu (23/6) ini mencapai 23.704 penumpang, lebih tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya," kata Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eddy Kuswoyo di Jakarta.

Sejak Sabtu (16/6) hingga hari ini (23/6) tercatat volume penumpang arus balik yang tiba di Stasiun Senen mencapai 172.553 penumpang, dan puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Sabtu (23/6).

Sementara itu volume penumpang tiba di Stasiun Gambir pada Sabtu (23/6) sebanyak 18.590 penumpang, lebih rendah dibandingkan pada Senin (18/6) yang mencapai 19.309 penumpang.

"Kalau kumulatif volume penumpang tiba di Stasiun Gambir sejak Kamis (14/6) hingga H+7 ada 139.236 penumpang," kata Edy.

Pihak KAI memperkirakan arus balik Idul Fitri 1439 Hijriyah masih akan berlangsung hingga tanggal 26 Juni.

"Prediksinya sampai tanggal tersebut, kemungkinan volume arus balik masih tinggi, walaupun bukan puncak, tapi masih tinggi," ujar Kepala Stasiun Pasar Senen, Rokhmad Makin Zainul, ketika dihubungi.

Situasi sebaliknya terlihat di Pelabuhan penyeberangan antarpulau Bakauheni di Lampung, yang masih sepi pada Sabtu pagi sementara diperkirakan masih ada sekitar 37 persen pemudik ke Sumatera yang belum balik hingga Jumat (22/6) malam.

Diperkirakan, Sabtu hingga Minggu para pemudik itu akan kembali secara bertahap dan atau tidak tertutup kemungkinan mereka memperpanjang silaturahim hingga minggu depan.

Pemudik yang memasuki pelabuhan pagi hari, setelah membeli tiket Rp374.000 untuk mobil pribadi, bisa langsung masuk kapal tanpa mengantre. Isi kapal feri juga tidak penuh, yakni hanya setengah dan kapal berlayar sesuai jadwal tanpa harus menanti angkutan penuh.

Pada sejumlah tempat peristirahatan masih ditemukan pemudik yang baru memulai perjalanan ke kampung halaman di Jambi dan Riau di Lintas Timur Sumatera.

Kepadatan kendaraan di Lintas Timur Sumatera dari Riau, Jambi, Palembang hingga Lampung juga sangat kondusif. Tidak ditemukan kemacetan panjang yang disebabkan oleh kepadatan lalu lintas yang signifikan.

Petugas juga mengimbau para pemudik di Lintas Timur Sumatera untuk tetap berhati-hati karena kondisi jalan yang bergelombang dan banyak tambalan yang membuat permukaan aspal tidak merata.

Hingga Sabtu pagi, dapat dikatakan arus balik melalui Lintas Timur Sumatera cukup kondusif. Titik kepadatan di penyeberangan bisa diantisipasi dengan baik.

Penggunaan jalan tol Palembang-Indralaya dan Kalianda-Bakauheni mempersingkat jarak dan masa tempuh pemudik untuk kembali ke daerah rantau untuk bekerja.

Penyeberangan di Selat Sunda yang menghubungkan pelabuhan Bakauheni di pulau Sumatra tepatnya di Provinsi Lampung dan Pelabuhan Merak di Provinsi Banten, Pulau Jawa merupakan salah satu penyeberangan yang ramai, dilayani puluhan kapal feri dengan ratusan trip dengan rata-rata perjalanan sekitar dua jam.