Tragedi Danau Toba - Doni dan istri sampai kini belum ditemukan
23 Juni 2018 16:11 WIB
Petugas PT Pertamina memasukkan BBM jenis Pertalite ke jerigen milik personel Basarnas, di posko pencarian tenggelamnya KM Sinar Bangun, di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (22/6/2018). PT Pertamina MOR I menyediakan 5.800 liter Pertalite dan 60 paket pelumas gratis untuk mendukung operasi pencarian korban kapal tenggelam tersebut. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)
Binjai, Sumatera Utara (ANTARA News) - Pasangan suami istri asal Kota Binjai --Doni Septian dan Arinsyah-- diduga di antara korban tenggelam kapal motor Sinar Bangun di Danau Toba, Kabupaten Simalungun, setelah orang tuanya memberitahukan keluarganya di Binjai.
Paman korban, Abdul Muluk, di Binjai, mengatakan kedua korban berangkat dari Binjai ke Pematang Siantar dengan menggunakan bus.
Abdul Muluk sendiri mendapatkan kabar ini dari orang tua Doni melalui ponsel. Dia berharap jenazah keluarganya segera ditemukan agar bisa segera dikebumikan oleh keluarga.
Menurut Abdul Muluk, keponakannya itu tinggal di Jalan Datuk Bakar, Lingkungan III, Kelurahan Binjai, Kecamatan Binjai Kota.
Dia mendapatkan kepastiaa hilagnya suami istri itu setelah ada laporan dari keluarga korban ke posko pengaduan di Tigaras Danau Toba, Jumat 22 Juni silam.
Doni sehari-hari berdagang di Pasar Tavip. Dia dan istri, anaknya, dan ibu kandungnya awalnya bertolak dari Binjai ke Pematang Siantar pada Lebaran kedua, utuk pulang kampung.
Senin 18 Juni, Doni dan keluarga pergi untuk berwisata ke Danau Toba dengana mengenderai sepeda motor, namun ketika berangkat ke Pelabuhan Tigaras dari Simanindo, anak mereka tidak ikut dengan memilih tinggal bersama neneknya di Pematang Siantar.
"Orang tua korban mendengar adanya kapal tenggelam di Danau Toba, korban coba dihubungi orang tuanya maupun keluarga lainnya, namun handphone korban tidak aktif karena saat dihubungi melalui telepon seluler tidak aktif. Kemudian keluarga korban melaporkan hilangnya anak mereka ke posko pengaduan di Tigaras," kata Abdul Muluk.
Sebelumnya satu keluarga terdiri dari tujuh orang yang tinggal di Jalan Datuk Bendahara, Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan, menjadi korban tenggelamnya kapal motor Dinar Bangun di Danau Toba.
Mereka adalah Fitriyanti (47) sudah dimakamkan di pekuburan muslim setempat, sedangkan suaminya Burhanuddin, anaknya Neneng, Maya Oktavianty, dan Yani, hingga sekarang belum ditemukan.
Baca juga: Tim SAR mulai cari awak KM Ramos yang tenggelam di Toba
Paman korban, Abdul Muluk, di Binjai, mengatakan kedua korban berangkat dari Binjai ke Pematang Siantar dengan menggunakan bus.
Abdul Muluk sendiri mendapatkan kabar ini dari orang tua Doni melalui ponsel. Dia berharap jenazah keluarganya segera ditemukan agar bisa segera dikebumikan oleh keluarga.
Menurut Abdul Muluk, keponakannya itu tinggal di Jalan Datuk Bakar, Lingkungan III, Kelurahan Binjai, Kecamatan Binjai Kota.
Dia mendapatkan kepastiaa hilagnya suami istri itu setelah ada laporan dari keluarga korban ke posko pengaduan di Tigaras Danau Toba, Jumat 22 Juni silam.
Doni sehari-hari berdagang di Pasar Tavip. Dia dan istri, anaknya, dan ibu kandungnya awalnya bertolak dari Binjai ke Pematang Siantar pada Lebaran kedua, utuk pulang kampung.
Senin 18 Juni, Doni dan keluarga pergi untuk berwisata ke Danau Toba dengana mengenderai sepeda motor, namun ketika berangkat ke Pelabuhan Tigaras dari Simanindo, anak mereka tidak ikut dengan memilih tinggal bersama neneknya di Pematang Siantar.
"Orang tua korban mendengar adanya kapal tenggelam di Danau Toba, korban coba dihubungi orang tuanya maupun keluarga lainnya, namun handphone korban tidak aktif karena saat dihubungi melalui telepon seluler tidak aktif. Kemudian keluarga korban melaporkan hilangnya anak mereka ke posko pengaduan di Tigaras," kata Abdul Muluk.
Sebelumnya satu keluarga terdiri dari tujuh orang yang tinggal di Jalan Datuk Bendahara, Kelurahan Pujidadi, Kecamatan Binjai Selatan, menjadi korban tenggelamnya kapal motor Dinar Bangun di Danau Toba.
Mereka adalah Fitriyanti (47) sudah dimakamkan di pekuburan muslim setempat, sedangkan suaminya Burhanuddin, anaknya Neneng, Maya Oktavianty, dan Yani, hingga sekarang belum ditemukan.
Baca juga: Tim SAR mulai cari awak KM Ramos yang tenggelam di Toba
Pewarta: Imam Fauzi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
Tags: