Gedung Putih tuduh Demokrat dan media ekploitasi foto balita
23 Juni 2018 11:35 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif kebijakan imigrasi setelah menandatanganinya di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/6/2018). (REUTERS/Leah Millis)
Washington, AS (ANTARA News) - Seminggu setelah hujan kritik mengenai pemisahan keluarga imigran, Pemerintah AS menuduh Partai Demokrat dan media berusaha mengeksploitasi foto balita yang sedang menangis di perbatasan AS-Meksiko dengan maksud untuk memaksakan agenda mereka soal kebijakan imigrasi.
Sebuah foto karya fotografer John More dari Getty Image yang diambil dari tempat penahanan imigran di perbatasan beberapa waktu lalu, memberikan gambaran sangat kuat dalam liputan media sehubungan dengan pemisahan keluarga di perbatasan AS-Meksiko.
Puluhan surat kabar dan majalah, termasuk Time dan Washington Post, juga menyiarkan foto tersebut.
Foto tersebut, yang memperlihatkan suasana ketika seorang gadis kecil menangis karena dipisahkan dari orang ibunya, menimbulkan kemarahan di dalam negeri AS maupun luar negeri, sehingga muncul desakan terhadap Donald Trump untuk menghentikan kebijakan pemisahan anak dari orang tua imigran.
Baca juga: Trump sahkan perintah eksekutif akhiri pemisahan keluarga imigran
Dalam keterangan foto yang diambil pada 12 Juni di Kota McAllen di perbatasan Texas itu, disebutkan bahwa seorang gadis berusia dua tahun dari keluarga pencari suaka Honduras, menangis ketika ibunya digeledah dan ditahan.
Disebutkan juga bahwa penahanan tersebut bisa berujung pada pemisahan sang anak dengan ibunya.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, ibu dan anak tersebut tidak dipisahkan, dan menuduh Partai Demokrat bersama media mencoba untuk mengeksploitasi foto tersebut.
"Sungguh memalukan karena Demokrat dan media mengeksploitasi foto anak kecil tersebut demi untuk memaksakan agenda mereka. Anak tersebut tidak dipisahkan dari ibunya," kata Sanders.
Dalam sebuah artikelnya mengenai foto tersebut, Washington Post yang mengutip fotografer More bahwa setelah ia mengambil foto tersebut, ia khawatir gadis tersebut akan dipisahkan dari ibunya. Tapi mengakui bahwa ia tidak mengetahui apa yang terjadi kemudian.
Perwakilan dari Getty Image tidak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.
Sementara itu majalah Time membuat judul "Selamat Datang di Amerika" dengan menampilkan foto anak kecil tersebut, dilengkapi dengan foto hasil rekayasa seolah-olah Donald Trump sedang melihat ke arah anak itu.
Namun Time kemudian memuat berita ralat dengan mengatakan: "Versi asli dari cerita yang salah kutip tentang apa yang terjadi dengan anak di foto setelah dibawa dari lokasi. Anak tersebut tidak dibawa petugas patroli perbatasan AS, ibunya membawa anak tersebut dan keduanya dibawa bersama-sama."
Di Honduras, Denis Valera mengatakan bahwa anaknya dan istrinya Sandra Sanchez, ditahan bersama di McAllen, dimana Sanchez berusaha mencari suaka, dan mereka tidak dipisahkan.
"Tapi walau bagaimana pun, putri saya telah menjadi simbol pemisahan anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan AS," kata Valera melalui wawancara telpon.
Presiden Trump, dari Partai Republik, selalu menuduh Demokrat mempunyai sikap lemah soal imigran.
Baca juga: Melania Trump kenakan jaket "Saya benar-benar tak peduli" kunjungi pusat penahanan anak
Sebuah foto karya fotografer John More dari Getty Image yang diambil dari tempat penahanan imigran di perbatasan beberapa waktu lalu, memberikan gambaran sangat kuat dalam liputan media sehubungan dengan pemisahan keluarga di perbatasan AS-Meksiko.
Puluhan surat kabar dan majalah, termasuk Time dan Washington Post, juga menyiarkan foto tersebut.
Foto tersebut, yang memperlihatkan suasana ketika seorang gadis kecil menangis karena dipisahkan dari orang ibunya, menimbulkan kemarahan di dalam negeri AS maupun luar negeri, sehingga muncul desakan terhadap Donald Trump untuk menghentikan kebijakan pemisahan anak dari orang tua imigran.
Baca juga: Trump sahkan perintah eksekutif akhiri pemisahan keluarga imigran
Dalam keterangan foto yang diambil pada 12 Juni di Kota McAllen di perbatasan Texas itu, disebutkan bahwa seorang gadis berusia dua tahun dari keluarga pencari suaka Honduras, menangis ketika ibunya digeledah dan ditahan.
Disebutkan juga bahwa penahanan tersebut bisa berujung pada pemisahan sang anak dengan ibunya.
Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan, ibu dan anak tersebut tidak dipisahkan, dan menuduh Partai Demokrat bersama media mencoba untuk mengeksploitasi foto tersebut.
"Sungguh memalukan karena Demokrat dan media mengeksploitasi foto anak kecil tersebut demi untuk memaksakan agenda mereka. Anak tersebut tidak dipisahkan dari ibunya," kata Sanders.
Dalam sebuah artikelnya mengenai foto tersebut, Washington Post yang mengutip fotografer More bahwa setelah ia mengambil foto tersebut, ia khawatir gadis tersebut akan dipisahkan dari ibunya. Tapi mengakui bahwa ia tidak mengetahui apa yang terjadi kemudian.
Perwakilan dari Getty Image tidak bisa dihubungi untuk diminta komentarnya.
Sementara itu majalah Time membuat judul "Selamat Datang di Amerika" dengan menampilkan foto anak kecil tersebut, dilengkapi dengan foto hasil rekayasa seolah-olah Donald Trump sedang melihat ke arah anak itu.
Namun Time kemudian memuat berita ralat dengan mengatakan: "Versi asli dari cerita yang salah kutip tentang apa yang terjadi dengan anak di foto setelah dibawa dari lokasi. Anak tersebut tidak dibawa petugas patroli perbatasan AS, ibunya membawa anak tersebut dan keduanya dibawa bersama-sama."
Di Honduras, Denis Valera mengatakan bahwa anaknya dan istrinya Sandra Sanchez, ditahan bersama di McAllen, dimana Sanchez berusaha mencari suaka, dan mereka tidak dipisahkan.
"Tapi walau bagaimana pun, putri saya telah menjadi simbol pemisahan anak-anak dari orang tua mereka di perbatasan AS," kata Valera melalui wawancara telpon.
Presiden Trump, dari Partai Republik, selalu menuduh Demokrat mempunyai sikap lemah soal imigran.
Baca juga: Melania Trump kenakan jaket "Saya benar-benar tak peduli" kunjungi pusat penahanan anak
Pewarta: Antara
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: