Darmin: Rupiah terdampak penyesuaian bunga The Fed
21 Juni 2018 15:05 WIB
Arsip foto. Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers terkait Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional 2018 di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin. (Bayu Prasetyo)
Jakarta, 21/6 (Antara) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pergerakan rupiah terdampak oleh penyesuaian suku bunga The Fed (Bank Sentral AS) yang telah dilakukan pada pertengahan Juni 2018.
Melihat kondisi tersebut, Darmin saat ditemui di Jakarta, Kamis, memastikan tidak ada hal yang perlu dirisaukan karena depresiasi rupiah tersebut masih terpengaruh oleh situasi global.
"Karena disana bunganya sudah gerak, tapi itu jangan dirisaukan," kata Darmin.
Meski demikian, ia mengharapkan mulai adanya pembenahan dari sisi domestik yaitu terhadap defisit neraca transaksi berjalan agar tidak terlalu melebar dan makin membebani rupiah.
"Neraca ekspor dan impornya masih defisit, itu harus diatasi dulu," katanya.
Ia juga memastikan penyesuaian suku bunga The Fed ini akan diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia untuk menekan depresiasi rupiah.
"Kecenderungan kenaikan suku bunga di AS akan terjadi beberapa kali. Itu berarti suku bunga kita akan naik, kalau tidak kurs kita akan terganggu," ujar Darmin.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi tercatat melemah 78 poin menjadi Rp14.010 per dolar AS pada perdagangan perdana pasar valas usai libur panjang Idul Fitri.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah masih akan bergerak mendatar.
"Tampaknya belum terlalu merespons rencana Bank Indonesia untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya," kata dia.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi tercatat Rp14.010
Baca juga: Darmin ingatkan BI-OJK berkoordinasi agar bunga kredit tak naik
Melihat kondisi tersebut, Darmin saat ditemui di Jakarta, Kamis, memastikan tidak ada hal yang perlu dirisaukan karena depresiasi rupiah tersebut masih terpengaruh oleh situasi global.
"Karena disana bunganya sudah gerak, tapi itu jangan dirisaukan," kata Darmin.
Meski demikian, ia mengharapkan mulai adanya pembenahan dari sisi domestik yaitu terhadap defisit neraca transaksi berjalan agar tidak terlalu melebar dan makin membebani rupiah.
"Neraca ekspor dan impornya masih defisit, itu harus diatasi dulu," katanya.
Ia juga memastikan penyesuaian suku bunga The Fed ini akan diikuti oleh kenaikan suku bunga acuan dari Bank Indonesia untuk menekan depresiasi rupiah.
"Kecenderungan kenaikan suku bunga di AS akan terjadi beberapa kali. Itu berarti suku bunga kita akan naik, kalau tidak kurs kita akan terganggu," ujar Darmin.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi tercatat melemah 78 poin menjadi Rp14.010 per dolar AS pada perdagangan perdana pasar valas usai libur panjang Idul Fitri.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah masih akan bergerak mendatar.
"Tampaknya belum terlalu merespons rencana Bank Indonesia untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya," kata dia.
Baca juga: Rupiah Kamis pagi tercatat Rp14.010
Baca juga: Darmin ingatkan BI-OJK berkoordinasi agar bunga kredit tak naik
Pewarta: Satyagraha
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: