Jakarta (ANTARA News) - Indonesia masuk dalam kemitraan bersama Inggris, Malaysia dan Filipina dalam kerja sama untuk memprediksi cuaca dan iklim di kawasan Asia Tenggara.

"Kita menerima penawaran dari Inggris karena kita memang membutuhkan itu untuk memberikan informasi yang lebih akurat, tepat waktu dan sistematis," kata Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Herizal di Jakarta, Kamis.

Indonesia sebagai "supermarket" bencana salah satunya bencana hirometeorologi seperti banjir dan longsor, karena itu diharapkan dengan bergabung dalam kemitraan Jasa Ilmu Cuaca dan Iklim Asia Tenggara, kualitas informasi yang diberikan BMKG bisa lebih baik lagi.

"Dengan informasi yang lebih baik kita harapkan bisa mengurangi korban-korban dari bencana hidrometeorologi," kata Herizal menambahkan.

Bentuk kerja sama dalam kemitraan tersebut antara lain dalam bidang pemodelan iklim dan cuaca.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan BMKG Urip Haryoko mengatakan, kemitraan tersebut bertujuan bagaimana model global bisa mendeteksi cuaca ekstrem secara lebih cepat karena di Indonesia sering terjadi cuaca ekstrem yang berakibat dan berdampak luas seperti banjir, longsor dan lainnya.

"Kita mencoba mendeteksi sedini mungkin dengan model iklim global yang diterapkan ke iklim lokal sehingga bisa mengetahui datangnya bencana khususnya bencana hidrometeorologi seperti hujan lebat, banjir dan tanah longsor," kata Urip.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia Rob Fenn mengapresiasi keikutsertaan Indonesia dalam kemitraan tersebut sehingga diharapkan dapat menghasilkan informasi cuaca yang lebih baik lagi.

"Kami senang Indonesia bergabung dalam kerja sama ini karena diharapkan bisa menghasilkan penelitian yang lebih baik tentang iklim dan cuaca, dan kami ingin Indonesia mempunyai manajemen bencana global yang terbaik," ujar Fenn.

Para peneliti dalam kemitraan tersebut nantinya akan berbagi data terutama terkait dengan kondisi cuaca dan iklim lokal di Indonesia serta dampaknya, termasuk juga mempelajari faktor lokal cuaca di Indonesia.

Kemitraan antara Inggris, Malaysia dan Filipina tersebut dimulai pada 2017 dan saat ini Indonesia bergabung dalam kemitraan yang disepakati akan berlangsung selama tiga tahun dengan kemungkinan diperpanjang selama satu tahun.

Penelitian bersama tersebut didanai Newton Fund dari Pemerintah Inggris. Newton Fund mendukung kemitraan sains dan inovasi antara Inggris dengan 17 negara mitra termasuk Indonesia dengan tujuan mendukung perkembangan ekonomi dan kesejahteraan sosial negara-negara mitra dan mengembangkan kapasitas penelitian negara mitra.

Baca juga: Setelah tiga tahun terpanas, cuaca buruk meliputi 2018

Baca juga: BMKG: waspadai gelombang tinggi pada 20-26 juni