Rupiah Kamis pagi tercatat Rp14.010
21 Juni 2018 10:23 WIB
Petugas menghitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (24/5/2018). Meski rupiah sempat menyentuh hingga level Rp14.200 per dolar Amerika, nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis (24/5/2018) ditutup menguat 0,53 persen atau 76 poin ke level Rp14.133 per dolar Amerika. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi tercatat melemah 78 poin menjadi Rp14.010 per dolar AS pada perdagangan perdana pasar valas usai libur panjang Idul Fitri.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah masih akan bergerak mendatar.
"Tampaknya belum terlalu merespons rencana Bank Indonesia untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya," kata dia.
Di sisi lain, penguatan dolar AS tertahan dengan adanya kenaikan pada yuan, di mana otoritas moneter setempat memberikan toleransi atas penguatan mata uang China tersebut.
Kebijakan tersebut dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran terjadi perang dagang antara AS dan China, yang kemudian meningkatkan permintaan mata uang negara suaka pajak (safe haven).
Reza menilai pergerakan rupiah cenderung akan bergerak "sideways" menyusul belum adanya sentimen baru yang mampu membuat pergerakan rupiah secara signifikan.
Ia berpendapat pelaku pasar tampaknya masih dalam posisi menunggu dan mencermati (wait and see) terhadap sentimen yang ada.
Namun demikian, tetap mewaspadai jika potensi pelemahan kembali terjadi. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp13.927 per dolar AS dan resisten Rp13.918 per dolar AS.
Baca juga: IHSG dibuka menguat 6 poin
Baca juga: Wall Street bervariasi di tengah berita perusahaan dan data ekonomi
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, mengatakan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah masih akan bergerak mendatar.
"Tampaknya belum terlalu merespons rencana Bank Indonesia untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga acuannya," kata dia.
Di sisi lain, penguatan dolar AS tertahan dengan adanya kenaikan pada yuan, di mana otoritas moneter setempat memberikan toleransi atas penguatan mata uang China tersebut.
Kebijakan tersebut dilakukan setelah meningkatnya kekhawatiran terjadi perang dagang antara AS dan China, yang kemudian meningkatkan permintaan mata uang negara suaka pajak (safe haven).
Reza menilai pergerakan rupiah cenderung akan bergerak "sideways" menyusul belum adanya sentimen baru yang mampu membuat pergerakan rupiah secara signifikan.
Ia berpendapat pelaku pasar tampaknya masih dalam posisi menunggu dan mencermati (wait and see) terhadap sentimen yang ada.
Namun demikian, tetap mewaspadai jika potensi pelemahan kembali terjadi. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran support Rp13.927 per dolar AS dan resisten Rp13.918 per dolar AS.
Baca juga: IHSG dibuka menguat 6 poin
Baca juga: Wall Street bervariasi di tengah berita perusahaan dan data ekonomi
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: