Wina (ANTARA News) - Panel teknis Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada minggu ini memprakirakan permintaan minyak global tetap kuat di paruh kedua 2018, dan pasar diperkirakan dapat menyerap tambahan produksi dari anggotanya.

OPEC mengadakan pertemuan pada hari Jumat (22/6) untuk memutuskan kebijakan produksi di tengah permintaan dari sejumlah konsumen utama minyak dunia, seperti Amerika Serikat (AS) dan China untuk menurunkan harga minyak guna mendukung kestabilan ekonomi dunia dengan meningkatkan produksi minyak mentah.

Baca juga: Harga minyak naik jelang pertemuan OPEC

Pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi, dan negara produsen minyak non-anggota OPEC Rusia telah mengusulkan pengurangan produksi secara bertahap, sementara beberapa negara anggota OPEC, seperti Iran, Irak, Venezuela dan Aljazair masih menentang kebijakan itu.

Tiga sumber di OPEC mengatakan kepada Reuters, Selasa, bahwa panel teknis OPEC dan komisi ekonomi OPEC mengadakan pertemuan Senin (18/6) untuk meninjau prospek pasar dan menyajikannya kepada para menteri perminyakan anggotanya pada akhir pekan ini.

"Jika OPEC dan sekutunya terus memproduksi minyak pada level produksi bulan Mei, maka pasar bisa defisit untuk enam bulan ke depan," kata salah seorang sumber Reuters.

Baca juga: OPEC produksi lebih banyak minyak pada Mei

Sumber lain mengatakan, "Prospek pasar di paruh kedua kuat."

Beberapa negara anggota OPEC, termasuk Aljazair, Iran dan Venezuela mengatakan bahwa pada pertemuan itu mereka masih menentang peningkatan produksi minyak, demikian keterangan salah seorang sumber Reuters.

Baca juga: Harga minyak bervariasi di tengah laporan OPEC