Korsel segera bangun pabrik kabel di Indonesia
18 Juni 2018 22:16 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi (ketiga dari kanan), CEO LSCS Roe-Hyun Myung (ketiga dari kiri) dan Pimpinan Artha Graha Network Panji Yudha Winata (kedua dari kanan), dalam satu pertemuan antara delegasi Indonesia dan Korea Selatan di Seoul Senin (18 Juni) sebelum penandatanganan kesepakatan kerja sama antara perusahaan Korea Selatan LS Cable & System dan Perusahaan Indonesia PT Artha Metal Sinergy untuk membangun pabrik kabel listrik di Karawang Barat, Jawa Barat. (ANTARA/Foto KBRI Korea Selatan)
Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi, menyambut gembira kesepakatan kerja sama antara perusahaan Korsel LS Cable & System dan perusahaan Indonesia PT Artha Metal Sinergi yang akan membangun pabrik kabel listrik di Karawang Barat, Jawa Barat.
Keputusan pendirian pabrik di atas areal seluas 64.000 meter persegi dengan nilai 50 juta dolar AS di kawasan Artha Hill tersebut sangat tepat, kata Umar Hadi saat menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara LS Cable & System dengan PT Artha Metal Sinergi di KBRI Seoul, Senin.
Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin, Duta Besar berharap rencana pendirian pabrik kabel ini dapat memenuhi target pemerintah dalam mendistribusikan tenaga listrik yang memadai di seluruh pelosok nusantara dan target tersebut semakin mudah direalisasikan.
"Saya menyebut Indonesia dalam formula 3 + 2. Tiga hal utama yang menjadikan Indonesia tempat terbaik adalah besarnya pasar yang ada, akses dan ketersediaan bahan mentah serta jumlah angkatan kerja yang berlimpah. Selain itu, dua elemen pendorongnya adalah Pemerintah Indonesia yang pro bisnis serta Indonesia juga merupakan negara yang aman," kata Dubes Umar sembari mengutip rilis pekan ini oleh Gallup Report, lembaga jajak pendapat internasional yang bermarkas di Swiss, yang menempatkan Indonesia sebagai 10 besar negara teraman di dunia.
Pabrik tersebut siap beroperasi pada akhir tahun 2019 dan ditargetkan menghasilkan penjualan sebesar 100 juta dolar AS di tahun 2025.
Hadir menandatangani kesepakatan `joint venture` adalah Presiden Direktur PT Artha Metal Sinergi Felix Efendi, Artha Graha Network Panji Yudha Winata serta mitra Koreanya yaitu CEO dan CSO LS Cable & System Ltd. Myun Roe-Hyun dan Ju Wan-Soeb.
Turut menjadi saksi dalam penandatanganan adalah Direktur Indonesia Investment Promotion Centre di Seoul Imam Soejoedi.
Sementara itu CEO LS C&S CEO, Roe-Hyun Myung, mengatakan "Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan tercepat di dunia yang telah menjadi pasar menarik yang mendapatkan momentumnya saat kunjungan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, ke Indonesia pada akhir November lalu."
Menanggapi kesepakatan ini, CEO AMS Felix Effendi menyampaikan bahwa usaha patungan ini memperkuat kerja sama dua sisi. "Usaha patungan kami tidak hanya menandakan kolaborasi kedua perusahaan, tetapi juga memperkuat ikatan kerja sama kedua negara," ungkapnya seraya menjelaskan bahwa perusahaan patungan ini akan memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari masing-masing pihak dan memberikan proses transfer teknologi yang signifikan dari salah satu produsen kabel listrik terbaik di dunia.
LS C&S didirikan sejak tahun 1962. Dalam 56 tahun terakhir, LS C&S telah berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik terbesar di dunia dengan memanfaatkan teknologi inovatif pada produknya. Dengan berdirinya pabrik ini di Indonesia, LS C&S akan memiliki tujuh perusahaan produksi di Asia, termasuk di Tiongkok, India, Myanmar, dan Vietnam.
Di sisi lain, ruang bisnis dari AGN mencakup banyak sektor yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti properti, keuangan, agrikultur, dan perhotelan.
Indonesia sendiri merupakan konsumen kabel listrik terbesar di ASEAN dengan pertumbuhan lebih dari 8 persen per tahun. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur secara masif, terutama dalam bidang energi listrik dan konstruksi.
Keputusan pendirian pabrik di atas areal seluas 64.000 meter persegi dengan nilai 50 juta dolar AS di kawasan Artha Hill tersebut sangat tepat, kata Umar Hadi saat menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama antara LS Cable & System dengan PT Artha Metal Sinergi di KBRI Seoul, Senin.
Dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin, Duta Besar berharap rencana pendirian pabrik kabel ini dapat memenuhi target pemerintah dalam mendistribusikan tenaga listrik yang memadai di seluruh pelosok nusantara dan target tersebut semakin mudah direalisasikan.
"Saya menyebut Indonesia dalam formula 3 + 2. Tiga hal utama yang menjadikan Indonesia tempat terbaik adalah besarnya pasar yang ada, akses dan ketersediaan bahan mentah serta jumlah angkatan kerja yang berlimpah. Selain itu, dua elemen pendorongnya adalah Pemerintah Indonesia yang pro bisnis serta Indonesia juga merupakan negara yang aman," kata Dubes Umar sembari mengutip rilis pekan ini oleh Gallup Report, lembaga jajak pendapat internasional yang bermarkas di Swiss, yang menempatkan Indonesia sebagai 10 besar negara teraman di dunia.
Pabrik tersebut siap beroperasi pada akhir tahun 2019 dan ditargetkan menghasilkan penjualan sebesar 100 juta dolar AS di tahun 2025.
Hadir menandatangani kesepakatan `joint venture` adalah Presiden Direktur PT Artha Metal Sinergi Felix Efendi, Artha Graha Network Panji Yudha Winata serta mitra Koreanya yaitu CEO dan CSO LS Cable & System Ltd. Myun Roe-Hyun dan Ju Wan-Soeb.
Turut menjadi saksi dalam penandatanganan adalah Direktur Indonesia Investment Promotion Centre di Seoul Imam Soejoedi.
Sementara itu CEO LS C&S CEO, Roe-Hyun Myung, mengatakan "Indonesia adalah salah satu negara dengan perkembangan tercepat di dunia yang telah menjadi pasar menarik yang mendapatkan momentumnya saat kunjungan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, ke Indonesia pada akhir November lalu."
Menanggapi kesepakatan ini, CEO AMS Felix Effendi menyampaikan bahwa usaha patungan ini memperkuat kerja sama dua sisi. "Usaha patungan kami tidak hanya menandakan kolaborasi kedua perusahaan, tetapi juga memperkuat ikatan kerja sama kedua negara," ungkapnya seraya menjelaskan bahwa perusahaan patungan ini akan memanfaatkan keahlian dan pengalaman dari masing-masing pihak dan memberikan proses transfer teknologi yang signifikan dari salah satu produsen kabel listrik terbaik di dunia.
LS C&S didirikan sejak tahun 1962. Dalam 56 tahun terakhir, LS C&S telah berkembang menjadi salah satu produsen kabel listrik terbesar di dunia dengan memanfaatkan teknologi inovatif pada produknya. Dengan berdirinya pabrik ini di Indonesia, LS C&S akan memiliki tujuh perusahaan produksi di Asia, termasuk di Tiongkok, India, Myanmar, dan Vietnam.
Di sisi lain, ruang bisnis dari AGN mencakup banyak sektor yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti properti, keuangan, agrikultur, dan perhotelan.
Indonesia sendiri merupakan konsumen kabel listrik terbesar di ASEAN dengan pertumbuhan lebih dari 8 persen per tahun. Hal ini didorong oleh kebijakan pemerintah dalam pengembangan infrastruktur secara masif, terutama dalam bidang energi listrik dan konstruksi.
Pewarta: Libertina W. Ambari
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: