Arus Balik
Jalur mudik Sumbar - Riau macet total pada H+2
18 Juni 2018 07:02 WIB
Dokumentasi Kendaraan terjebak macet di Jalur Pantura Tegal, Jawa Tengah, Minggu (17/6/2018). Memasuki H+2, volume arus balik dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta di jalur Pantura mulai meningkat yang mengakibatkan kemacetan panjang mencapai lima kilometer. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)
Pekanbaru (ANTARA News) - Ratusan Ribu kendaraan pribadi terjebak macet di sepanjang jalur mudik Sumatera Barat - Riau tepatnya jalan yang menghubungkan Bukittinggi hingga Payakumbuh pada arus balik H+2 Idul Fitri 1439 Hijriyah.
"Gila, Bukittinggi - Payakumbuh harus ditempuh dua jam karena macet, " ujar Bet (40) warga Pekanbaru di Payakumbuh, Senin.
Bet menyebutkan saat normal, dua kota tersebut hanya ditembus dalam 20 menit, tetapi karena macet menjadi tiga jam.
"Ini kemacetan yang melelahkan," keluhnya.
Sementara itu Randi salah satu pedagang kerupuk Sanjai di Bukittinggi mengakui bahwa kemacetan sudah terjadi sejak pagi hari arus balik H+1.
"Pagi tadi juga macet, kini malam hari lagi,"sebut Randi.
Pantauan antara kemacetan terjadi karena padatnya kendaraan pemudik yang melintas pada jalur Bukittinggi - Payakumbuh, dan sebaliknya.
Kemacetan juga terjadi karena beberapa pengendara beristirahat di badan jalan, khususnya yang berdekatan dengan SPBU.
Sementara di satu sisi sebahagian kendaraan pemudik antri mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga meluber ke jalan menghalangi pelintas.
Jalan lintas yang tidak begitu besar akhirnya dipadati pemudik dengan merayap dan semakin bertambah saat arus balik semakin tinggi.
Pantauan lain di area sepanjang kelok sembilan dipenuhi pemudik yang beristirahat saat menjelang subuh.
Pemudik menggunakan pinggiran jalan untuk parkir sambil menghilangkan rasa kantuk .
Tampak kendaraan yang melintas rata-rata bernomor pelat BM asal Riau, dan satu-satu dari luar Jawa seperti pelat B.
"Gila, Bukittinggi - Payakumbuh harus ditempuh dua jam karena macet, " ujar Bet (40) warga Pekanbaru di Payakumbuh, Senin.
Bet menyebutkan saat normal, dua kota tersebut hanya ditembus dalam 20 menit, tetapi karena macet menjadi tiga jam.
"Ini kemacetan yang melelahkan," keluhnya.
Sementara itu Randi salah satu pedagang kerupuk Sanjai di Bukittinggi mengakui bahwa kemacetan sudah terjadi sejak pagi hari arus balik H+1.
"Pagi tadi juga macet, kini malam hari lagi,"sebut Randi.
Pantauan antara kemacetan terjadi karena padatnya kendaraan pemudik yang melintas pada jalur Bukittinggi - Payakumbuh, dan sebaliknya.
Kemacetan juga terjadi karena beberapa pengendara beristirahat di badan jalan, khususnya yang berdekatan dengan SPBU.
Sementara di satu sisi sebahagian kendaraan pemudik antri mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga meluber ke jalan menghalangi pelintas.
Jalan lintas yang tidak begitu besar akhirnya dipadati pemudik dengan merayap dan semakin bertambah saat arus balik semakin tinggi.
Pantauan lain di area sepanjang kelok sembilan dipenuhi pemudik yang beristirahat saat menjelang subuh.
Pemudik menggunakan pinggiran jalan untuk parkir sambil menghilangkan rasa kantuk .
Tampak kendaraan yang melintas rata-rata bernomor pelat BM asal Riau, dan satu-satu dari luar Jawa seperti pelat B.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Vera Lusiana
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: