Arus Mudik
Dishub Bekasi intensifkan koordinasi hadapi arus balik
15 Juni 2018 00:22 WIB
Dokumentasi Pemudik Sepeda Motor Sejumlah pemudik bersepeda motor dari arah Jakarta melintas di Jalan H.Juanda, Bekasi, Selasa (14/8/2012) malam. Menurut data Dishub DKI Jakarta, jumlah pemudik sepeda motor pada tahun 2012 diperkirakan meningkat sebanyak 27,6 persen dibanding tahun sebelumnya yaitu menjadi 1.533.340 pemudik. (FOTO ANTARA/Dian Dwi Saputra)
Bekasi (ANTARA News) - Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat, akan mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait dari Pemerintah Kabupaten Bekasi selaku daerah `tetangga` untuk penanganan arus balik Lebaran 2018.
"Sinergi kedua daerah yang berdekatan ini penting dilakukan agar seluruh infrastruktur jalan yang saling terkoneksi arus balik tidak sampai terputus oleh kemacetan," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Johan Budi Gunawan di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, komunikasi penanganan lalu lintas yang dijalin kedua daerah pada lintasan penghubung Pantai Utara (Pantura) di wilayah setempat sempat `terputus` saat berlangsungnya puncak mudik Lebaran 2018, Selasa (12/6).
"Saat itu kemacetan lalu lintas di Jalan Inspeksi Kalimalang tepatnya di Jembatan Grand Wisata Tambun, Kabupaten Bekasi, sempat termonitor oleh Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPTJ). BPTJ menelepon saya, kenapa ada kendaraan yang `stuck` di sana," katanya.
Menurut Johan, pihaknya telah memaksimalkan kapasitas tampung kendaraan pemudik di seluruh jalan arteri Kota Bekasi yang terkoneksi dengan jalur Pantura sepanjang 11,5 kilometer.
Pada Selasa (12/6), pihaknya terpaksa memberlakukan rekayasa lalin `one way` di dua jalur Jalan M Hasibuan karena volume kendaraan yang `overload`.
"Padahal kami telah menyebar seluruh kendaraan pemudik untuk berputar-putar di sejumlah jalan alternatif Kota Bekasi seperti Jalan RA Kartini, Jalan Dewi Sartika, Jalan Cut Meutia dan Jalan Chairil Anwar. Semua lintasan mudik di Kota Bekasi kita maksimalkan karena terjadi penyempitan jalan di Inspeksi Kalimalang, Kabupaten Bekasi," katanya.
Johan memutuskan untuk melakukan inspeksi ke Jembatan Grand Wisata Tambun untuk mengecek langsung kesiapan personel Dishub Kabupaten Bekasi di lokasi tersebut.
"Ternyata tidak ada sama sekali (petugas Dishub Kabupaten Bekasi) di sana, bahkan saya sudah mencoba menelpon Kepala Dishub setempat, namun tidak ada respons," katanya.
Dikatakan Johan, Jalan Inspeksi Kalimalang merupakan jalan penghubung Pantura selepas pemudik di Kota Bekasi melintasi Jalan M Hasibuan dan Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur.
Namun dari dua lajur kendaraan di lintasan mudik Kota Bekasi, lalu lintas di Jalan Inspeksi Kalimalang mengalami penyempitan menjadi satu lajur untuk motor dan mobil.
Belajar dari kejadian itu, Johan mengaku akan lebih mengintensifkan koordinasi dengan Dishub dan Polantas Kabupaten Bekasi agar gelombang arus balik yang menuju Kota Bekasi dipersiapkan secara matang.
"Kami ingin kendaraan dari Inspeksi Kalimalang dipersiapkan secara matang agar kendaraan mengalir dengan baik. Sebab, kami memprediksi kalau sampai terjadi kemacetan di tol Jakarta-Cikampek, kendaraan arus balik akan melimpah ke dalam kota," katanya.
"Sinergi kedua daerah yang berdekatan ini penting dilakukan agar seluruh infrastruktur jalan yang saling terkoneksi arus balik tidak sampai terputus oleh kemacetan," kata Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bekasi Johan Budi Gunawan di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, komunikasi penanganan lalu lintas yang dijalin kedua daerah pada lintasan penghubung Pantai Utara (Pantura) di wilayah setempat sempat `terputus` saat berlangsungnya puncak mudik Lebaran 2018, Selasa (12/6).
"Saat itu kemacetan lalu lintas di Jalan Inspeksi Kalimalang tepatnya di Jembatan Grand Wisata Tambun, Kabupaten Bekasi, sempat termonitor oleh Badan Penyelenggara Transportasi Jabodetabek (BPTJ). BPTJ menelepon saya, kenapa ada kendaraan yang `stuck` di sana," katanya.
Menurut Johan, pihaknya telah memaksimalkan kapasitas tampung kendaraan pemudik di seluruh jalan arteri Kota Bekasi yang terkoneksi dengan jalur Pantura sepanjang 11,5 kilometer.
Pada Selasa (12/6), pihaknya terpaksa memberlakukan rekayasa lalin `one way` di dua jalur Jalan M Hasibuan karena volume kendaraan yang `overload`.
"Padahal kami telah menyebar seluruh kendaraan pemudik untuk berputar-putar di sejumlah jalan alternatif Kota Bekasi seperti Jalan RA Kartini, Jalan Dewi Sartika, Jalan Cut Meutia dan Jalan Chairil Anwar. Semua lintasan mudik di Kota Bekasi kita maksimalkan karena terjadi penyempitan jalan di Inspeksi Kalimalang, Kabupaten Bekasi," katanya.
Johan memutuskan untuk melakukan inspeksi ke Jembatan Grand Wisata Tambun untuk mengecek langsung kesiapan personel Dishub Kabupaten Bekasi di lokasi tersebut.
"Ternyata tidak ada sama sekali (petugas Dishub Kabupaten Bekasi) di sana, bahkan saya sudah mencoba menelpon Kepala Dishub setempat, namun tidak ada respons," katanya.
Dikatakan Johan, Jalan Inspeksi Kalimalang merupakan jalan penghubung Pantura selepas pemudik di Kota Bekasi melintasi Jalan M Hasibuan dan Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur.
Namun dari dua lajur kendaraan di lintasan mudik Kota Bekasi, lalu lintas di Jalan Inspeksi Kalimalang mengalami penyempitan menjadi satu lajur untuk motor dan mobil.
Belajar dari kejadian itu, Johan mengaku akan lebih mengintensifkan koordinasi dengan Dishub dan Polantas Kabupaten Bekasi agar gelombang arus balik yang menuju Kota Bekasi dipersiapkan secara matang.
"Kami ingin kendaraan dari Inspeksi Kalimalang dipersiapkan secara matang agar kendaraan mengalir dengan baik. Sebab, kami memprediksi kalau sampai terjadi kemacetan di tol Jakarta-Cikampek, kendaraan arus balik akan melimpah ke dalam kota," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: