Jakarta (ANTARA News) - Jelang Lebaran, kadang ada saja yang terlupakan saat mempersiapkan diri pulang ke kampung halaman. Salah satunya adalah menukar uang menjadi pecahan kecil untuk dibagi-bagi kepada saudara-saudara belia, khususnya bagi Anda yang punya tradisi berbagi angpau untuk saat Idul Fitri.

Ketika tak ada waktu lagi untuk ke bank, penjaja jasa tukar uang yang semakin menjamur menjelang Lebaran mau tak mau jadi alternatif. Tapi hati-hati, bisa saja Anda berhadapan dengan penjual yang nakal dan menilap beberapa lembar dari segepok uang yang dijual kepada Anda.

"Kalau saya lebih baik jual sedikit lebih mahal daripada jual lebih murah tapi ada beberapa lembar yang sebenarnya diambil," ujar Indri, bukan nama sebenarnya, penjual jasa tukar uang di kawasan Jakarta Timur pada ANTARA News, beberapa waktu lalu.

Selama lima tahun bergelut di jasa tukar uang, Indri tahu betul ada oknum nakal yang diam-diam mengurangi lembaran uang demi mendulang untung. Sebagai daya tarik, kata Indri, mereka biasanya menawarkan harga yang lebih murah.

Indri mengungkapkan dua kiat untuk menghindari penipuan kecil-kecilan dari jasa tukar uang.

Pertama, hitung lagi jumlah lembaran uangnya.

"Jangan lupa untuk hitung ulang, tapi langsung di depan si penjual," ujar Indri.

Dengan demikian, Anda bisa langsung mengecek apakah si penjual jujur atau tidak. Bila memang uangnya kurang, Anda bisa meminta pada si penjual untuk memberikan jumlah yang seharusnya.

Kedua, tukar uang dengan pecahan yang berbeda-beda. Misalnya, Anda ingin menukar uang Rp500.000 dengan campuran dari lembaran Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000 dan Rp2.000.

"Kalau uangnya dicampur kan tidak bisa ditilap," tutup dia.

Baca juga: Keuntungan jasa tukar uang bisa capai Rp700.000 per hari