Libur Lebaran, TN Komodo antisipasi peningkatan sampah
13 Juni 2018 14:59 WIB
Wisatawan melihat satwa Komodo (Varanus Komodoensis) di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/1/2018). (ANTARA /Hendra Nurdiyansyah)
Kupang (ANTARA News) - Pengelola Taman Nasional (TN) Komodo mengantisipasi peningkatan volume sampah di dalam kawasan wisata pada masa libur Lebaran 2018.
"Antisipasi sampah ini kami lakukan melalui pengangkutan sampah secara intensif dari spot-spot wisata yang ramai dikunjungi wisatawan," kata Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional (TN) Komodo Dwi Sugiarto saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Ia menjelaskan, kegiatan penanganan sampah difokuskan pada dua spot wisata yakni Loh Liang dan Loh Buaya yang tak pernah sepi wisatawan.
"Pengangkutan sampah di dua spot ini memang harus dilakukan setiap hari dari petugas Koperasi Serbausaha (KSU) Komodo dan petugas lapangan dari balai," katanya.
Sementara itu untuk penanganan sampah selain di dua spot tersebut, Masyarakat Peduli Sampah (MPS) terus beroperasi tiga kali dalam sebulan.
MPS yang terdiri dari tiga kelompok itu bertugas membersihkan sampah-sampah yang ada di pesisir pantai dan darat terutama di Desa Papagarang, Komodo, dan Rinca.
Sugiarto menjelaskan, sampah-sampah di area pemukiman warga di pulau-pulau kecil, tercatat rata-rata sebesar 12 meter kubik/hari atau setara dengan 0,65 ton/hari.
Sementara itu sampah dari spot-spot kawasan wisata, rata-rata 0,19 meter kubik/hari atau 0,008 ton per hari.
"Untuk itu antisipasi tetap dilakukan dengan upaya pengangkutan sampah secara rutin di dalam kawasan yang selanjutnya diangkut ke Kota Labuan Bajo untuk dikelola atau dibuang di lokasi yang tersedia," katanya.
"Antisipasi sampah ini kami lakukan melalui pengangkutan sampah secara intensif dari spot-spot wisata yang ramai dikunjungi wisatawan," kata Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Balai Taman Nasional (TN) Komodo Dwi Sugiarto saat dihubungi Antara dari Kupang, Rabu.
Ia menjelaskan, kegiatan penanganan sampah difokuskan pada dua spot wisata yakni Loh Liang dan Loh Buaya yang tak pernah sepi wisatawan.
"Pengangkutan sampah di dua spot ini memang harus dilakukan setiap hari dari petugas Koperasi Serbausaha (KSU) Komodo dan petugas lapangan dari balai," katanya.
Sementara itu untuk penanganan sampah selain di dua spot tersebut, Masyarakat Peduli Sampah (MPS) terus beroperasi tiga kali dalam sebulan.
MPS yang terdiri dari tiga kelompok itu bertugas membersihkan sampah-sampah yang ada di pesisir pantai dan darat terutama di Desa Papagarang, Komodo, dan Rinca.
Sugiarto menjelaskan, sampah-sampah di area pemukiman warga di pulau-pulau kecil, tercatat rata-rata sebesar 12 meter kubik/hari atau setara dengan 0,65 ton/hari.
Sementara itu sampah dari spot-spot kawasan wisata, rata-rata 0,19 meter kubik/hari atau 0,008 ton per hari.
"Untuk itu antisipasi tetap dilakukan dengan upaya pengangkutan sampah secara rutin di dalam kawasan yang selanjutnya diangkut ke Kota Labuan Bajo untuk dikelola atau dibuang di lokasi yang tersedia," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: