Kotabaru (ANTARA News) - Sebagian masyarakat yang ada di kepulauan dan Daratan Kalimantan di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan tidak berani mudik melalui transportasi laut karena gelombang tinggi.

Seorang warga Kelumpang Tengah, Ummi Hadijah di Kotabaru, beberapa hari terakhir di Perairan Tanjung Dewa terjadi gelombang tinggi, membuat sped boat atau perahu kecil harus lebih berhati-hati.

"Saya dan anak, serta cucu saya di Pudi tidak berani menggunakan transportasi laut, lebih baik menggunakan transportasi darat, karena lebih aman," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Abdullah warga Pudi, ia terpaksa akan menggunakan kendaraan roda dua untuk mudik ke Kotabaru, karena di wilayahnya tidak tersedia transportasi umum.

Selain biayanya akan membengkak, jarak tempuh ke Kotabaru harus memutar lebih jauh, sehingga memerlukan waktu hampir enam jam.

Ia menyadari mudik jarak jauh dengan menggunakan kendaraan roda dua lebih beresiko dibandingkan dengan menggunakan menggunakan kapal umum.

Karena lebih banyak melewati hutan dan perkebunan kelapa sawit, sehingga harus lebih berhati-hati khawatir terjadi ban bocor atau kerusakan sepeda motor di tengah hutan.

Dikatakan, biaya sped boat Pudi-Kotabaru dengan jarak tempuh sekitar satu jam lebih rata-rata Rp100.000 per orang sekali jalan. Sedangkan biaya operasional untuk jalan darat lebih Rp200.000 untuk sekali jalan.

Plt Kepala Dinas Perhubungan Kotabaru Hj Nurvisa hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait ketersediaan alat transportasi untuk mudik Hari Raya Idul Fitri di Kotabaru.