Arus Mudik
Omzet penjual telur asin Brebes anjlok
12 Juni 2018 13:58 WIB
Penjual makanan khas Brebes, Jawa Tengah, telur asin dan bawang merah, Sofiatun (45), di Kiosnya Jalan Kaligangsa Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Selasa, mengeluhkan sepinya pembeli pada musim mudik tahun ini. (Hanni Sofia)
Brebes, Jawa Tengah (ANTARA News) - Omzet sejumlah penjual telur asin dan bawang merah di wilayah Brebes anjlok signifikan pada musim libur menjelang lebaran tahun ini.
Salah satu penjual makanan khas Brebes, Jawa Tengah, telur asin dan bawang merah, Sofiatun (45), di Kiosnya Jalan Kaligangsa Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Selasa, mengeluhkan sepinya pembeli pada musim mudik tahun ini.
"Penjualannya turun kalau dibanding tahun lalu. Tidak banyak pemudik yang berhenti dan mampir beli telur asin dan bawang merah saya," kata Sofiatun.
Ia mengatakan, pada hari-hari biasanya, ia bisa menjual telur asin berkisar 5-6 kg perhari namun saat ini paling banyak 3-4 kg perhari.
Sofiatun menyampaikan, tahun lalu saat tol Pejagan-Pemalang belum beroperasi, kendaraan keluar melalui pintu tol Brebes Timur (Brexit) hasil penjualan telurnya tergolong laris.
"Sehari minimal bisa 7-11 kg telor perharinya. Untuk tahun ini jarang kendaraan yang keluar dari Brexit dampaknya para pedagang pendapatnya menurun," kata pemilik Kios Brexit yang menjual telur asin dan bawang merah itu.
Kiosnya yang berdiri sejak 6 tahun lalu itu berada tepat di seberang pintu tol Brexit. Kios itu menyediakan telur asin rebus maupun panggang dengan harga Rp4.500 ribu pertelur. Sedangkan, bawang merah saat ini dijual Rp35 ribu perkg.
Sofiatun berharap para pemudik yang ingin membeli oleh-oleh untuk kerabatnya di kampung berupa telur asin dan bawang merah khas Brebes keluar melalui pintu tol Brexit lebih dahulu untuk berbelanja kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Hal serupa dikeluhkan Tjahyaningsih (36) yang juga menjual telur asin dan bawang merah di wilayah Ketanggungan, Brebes.
"Berkurang jauh dibanding tahun lalu, kalau dulu musim mudik bisa sampai 10 kg perhari sekarang paling 3 kg saja sudah untung," katanya.
Pemilik kios telur asin Wijaya, Jaya (56), mengakui hal serupa yakni penurunan omzet yang sangat signifikan.
Ia bisa memasarkan sampai belasan kg perhari saat mudik tahun-tahun sebelumnya, namun tahun ini tidak sampai separuhnya.
Baca juga: Omzet pedagang telur asin turun setelah tol Brebes-Pemalang dibuka
Baca juga: Kemacetan mudik diperkirakan bergeser ke Semarang
Salah satu penjual makanan khas Brebes, Jawa Tengah, telur asin dan bawang merah, Sofiatun (45), di Kiosnya Jalan Kaligangsa Kulon, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Selasa, mengeluhkan sepinya pembeli pada musim mudik tahun ini.
"Penjualannya turun kalau dibanding tahun lalu. Tidak banyak pemudik yang berhenti dan mampir beli telur asin dan bawang merah saya," kata Sofiatun.
Ia mengatakan, pada hari-hari biasanya, ia bisa menjual telur asin berkisar 5-6 kg perhari namun saat ini paling banyak 3-4 kg perhari.
Sofiatun menyampaikan, tahun lalu saat tol Pejagan-Pemalang belum beroperasi, kendaraan keluar melalui pintu tol Brebes Timur (Brexit) hasil penjualan telurnya tergolong laris.
"Sehari minimal bisa 7-11 kg telor perharinya. Untuk tahun ini jarang kendaraan yang keluar dari Brexit dampaknya para pedagang pendapatnya menurun," kata pemilik Kios Brexit yang menjual telur asin dan bawang merah itu.
Kiosnya yang berdiri sejak 6 tahun lalu itu berada tepat di seberang pintu tol Brexit. Kios itu menyediakan telur asin rebus maupun panggang dengan harga Rp4.500 ribu pertelur. Sedangkan, bawang merah saat ini dijual Rp35 ribu perkg.
Sofiatun berharap para pemudik yang ingin membeli oleh-oleh untuk kerabatnya di kampung berupa telur asin dan bawang merah khas Brebes keluar melalui pintu tol Brexit lebih dahulu untuk berbelanja kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.
Hal serupa dikeluhkan Tjahyaningsih (36) yang juga menjual telur asin dan bawang merah di wilayah Ketanggungan, Brebes.
"Berkurang jauh dibanding tahun lalu, kalau dulu musim mudik bisa sampai 10 kg perhari sekarang paling 3 kg saja sudah untung," katanya.
Pemilik kios telur asin Wijaya, Jaya (56), mengakui hal serupa yakni penurunan omzet yang sangat signifikan.
Ia bisa memasarkan sampai belasan kg perhari saat mudik tahun-tahun sebelumnya, namun tahun ini tidak sampai separuhnya.
Baca juga: Omzet pedagang telur asin turun setelah tol Brebes-Pemalang dibuka
Baca juga: Kemacetan mudik diperkirakan bergeser ke Semarang
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018
Tags: