Bandung (ANTARA News) - Petugas Polri akan menghentikan pemudik bermotor yang membawa muatan atau penumpang berlebihan dan dianggap membahayakan dirinya maupun pengguna jalan lain selama arus mudik Lebaran 2018.

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Biro Multimedia Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto di Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat malam, disela buka puasa bersama anak-anak yatim piatu yang diselenggarakan FIFGROUP, perusahaan pembiayaan di bawah Grup Astra.

Selanjutnya, petugas kepolisian akan membawa motor pemudik yang kelebihan beban itu dengan truk yang sudah disiapkan, sementara pengendara dan penumpangnya akan diantarkan hingga ke kota tujuan, kata Rikwanto.

Mengenai pengamanan dan pengaturan arus mudik tahun ini, mantan Karopenmas Divisi Humas Polri ini mengatakan tidak jauh berbeda dengan musim mudik sebelum-sebelumnya, meskipun sekarang sejumlah jalan tol trans Jawa sudah bisa dioperasikan.

Menurut Rikwanto, titik-titik kerawanan kemacetan rawan terkonsentrasi di wilayah Jawa Barat mulai dari tol Jakarta-Cikampek, dan juga di jalur selatan mengingat di sepanjang jalur arteri provinsi ini masih banyak pasar tumpah dan lain-lain.

Dalam buka puasa bersama FIFGROUP kali ini, Rikwanto di depan anak-anak duafa dari Ciparay, Kabupaten Bandung, juga berpesan bahwa anak-anak dalam bermedia sosial hendaknya tidak gampang men-share informasi yang belum bisa dipastikan kebenarannya, atau bahkan berita hoaks atau berita bohong.

Menurut Rikwanto sebagian besar informasi yang di-share di media sosial berpotensi hoaks sehingga perlu dicek kebenarannya. Cara mengecek bahwa informasi itu hoaks atau bukan, pengguna media sosial bisa mengecek ke pemberitaan di media mainstream.

Jika di media mainstream tidak ada informasi seperti itu bisa dipastikan berita hoaks. Maka, Rikwanto berpesan setiap informasi yang beredar di media sosial bisa dikonfirmasi di media mainstream yang sumber dan keakuratannya bisa dipercaya dan kredibel.