Pameran batik tarik perhatian di gedung UNESCO Paris
7 Juni 2018 23:38 WIB
ilustrasi: Suasana pameran "Cerah Ceria Pesona Batik Madura" di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 100 kain batik Indonesia dikurasikan bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI), Rumah Pesona Kain, dan Oscar Lawalata Culture yang dipamerkan di gedung UNESCO dalam pameran bertajuk Batik for the World menarik perhatian di gedung UNESCO House, Paris dari tanggal 6 hingga 12 Juni mendatang.
Pameran Batik for the World, diorganisir KBRI Paris dan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO didukung Bakti Budaya Djarum Foundation dan Bank Mandiri, bertujuan menunjukkan kekayaan, perkembangan dan sejarah Batik Indonesia menghubungkannya dengan pengrajin batik dan seni fesyen masa kini, demikian Pensosbud KBRI Paris Karina Ratnamurti kepada Antara, Kamis.
Dikatakan untuk membawa batik ke dunia internasional Oscar menggandeng desainer batik ternama Indonesia, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan dalam fashion menampilkan 24 pakaian batik eksklusif yang dihadiri sekitar 1.400 penonton pada pembukaan Batik for The World.
Serangkaian kegiatan antara lain demo proses membuat kain batik dan talkshow mengenai industri batik Indonesia dan perkembangannya, tradisi batik dan budaya, serta cara memakai kain batik.
Ratusan peserta workshop dan talkshow terdiri dari pelaku industri fashion, sekolah fashion, buyer, dan kalangan diplomatik mengikuti dengan antusias peragaan pemakaian dan pembuatan batik.Batik sejatinya merupakan inspirasi terbesar bagi Oscar Lawalata dan karyanya.
Berbagai macam metode pengolahan batik diaplikasikan pada pagelaran kali ini seperti halnya bordir tangan, pewarnaan alam, dan berbagai olahan detail tangan lainnya kedalam koleksi yang menjadi ciri khas Oscar Lawalata Culture. Sebagai desainer Indonesia yang mengintegrasi kebudayaan tradisional dan gaya hidup modern, Oscar memiliki misi untuk mengangkat, melestarikan serta meperkenalkan kembali identitas budaya batik kepada masyarakat Indonesia dan dunia.
Untuk koleksi yang ditampilkan, Edward Hutabarat memboyong batik dari daerah pesisiran Mega Mendung dan Sawung Galing yang dihadirkan secara utuh. Dengan memadukan motif garis yang menjadi identitasnya, Edward Hutabarat mempresentasikan batik dalam pakaian kasual, beach wear, resort look, dengan tampilan longgar dan ringan. "Saya ingin menampilkan bagaimana batik bersanding dengan berbagai barang branded lainnya namun batik tetap yang menjadi pusat perhatian," ujarnya.
Sementara Denny Wirawan menghadirkan inspirasi koleksi terbaru dari kain Batik Kudus, warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah berkembang sejalan dengan perkembangan kerajaan di Jawa. Permainan tabrak corak khas Denny Wirawan dengan kain batik Kudus menampilkan motif flora dan fauna dengan penuh warna ceria, dipadu embroidery menjadi inspirasi busana cocktail dan evening wear.
Pameran Batik for the World, diorganisir KBRI Paris dan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO didukung Bakti Budaya Djarum Foundation dan Bank Mandiri, bertujuan menunjukkan kekayaan, perkembangan dan sejarah Batik Indonesia menghubungkannya dengan pengrajin batik dan seni fesyen masa kini, demikian Pensosbud KBRI Paris Karina Ratnamurti kepada Antara, Kamis.
Dikatakan untuk membawa batik ke dunia internasional Oscar menggandeng desainer batik ternama Indonesia, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan dalam fashion menampilkan 24 pakaian batik eksklusif yang dihadiri sekitar 1.400 penonton pada pembukaan Batik for The World.
Serangkaian kegiatan antara lain demo proses membuat kain batik dan talkshow mengenai industri batik Indonesia dan perkembangannya, tradisi batik dan budaya, serta cara memakai kain batik.
Ratusan peserta workshop dan talkshow terdiri dari pelaku industri fashion, sekolah fashion, buyer, dan kalangan diplomatik mengikuti dengan antusias peragaan pemakaian dan pembuatan batik.Batik sejatinya merupakan inspirasi terbesar bagi Oscar Lawalata dan karyanya.
Berbagai macam metode pengolahan batik diaplikasikan pada pagelaran kali ini seperti halnya bordir tangan, pewarnaan alam, dan berbagai olahan detail tangan lainnya kedalam koleksi yang menjadi ciri khas Oscar Lawalata Culture. Sebagai desainer Indonesia yang mengintegrasi kebudayaan tradisional dan gaya hidup modern, Oscar memiliki misi untuk mengangkat, melestarikan serta meperkenalkan kembali identitas budaya batik kepada masyarakat Indonesia dan dunia.
Untuk koleksi yang ditampilkan, Edward Hutabarat memboyong batik dari daerah pesisiran Mega Mendung dan Sawung Galing yang dihadirkan secara utuh. Dengan memadukan motif garis yang menjadi identitasnya, Edward Hutabarat mempresentasikan batik dalam pakaian kasual, beach wear, resort look, dengan tampilan longgar dan ringan. "Saya ingin menampilkan bagaimana batik bersanding dengan berbagai barang branded lainnya namun batik tetap yang menjadi pusat perhatian," ujarnya.
Sementara Denny Wirawan menghadirkan inspirasi koleksi terbaru dari kain Batik Kudus, warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah berkembang sejalan dengan perkembangan kerajaan di Jawa. Permainan tabrak corak khas Denny Wirawan dengan kain batik Kudus menampilkan motif flora dan fauna dengan penuh warna ceria, dipadu embroidery menjadi inspirasi busana cocktail dan evening wear.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Tags: