Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) tengah menyusun cetak biru Pemasaran Pariwisata di Timur Tengah (Timteng) agar pemasaran pariwisata di kawasan itu bisa berkelanjutan. Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Ekonomi dan Iptek, Wardiatmo di Jakarta, Kamis mengatakan, cetak biru tersebut merupakan program pemasaran dan promosi pariwisata Indonesia ke Timteng untuk jangka menengah maupun jangka panjang. "Dengan cetak biru tersebut maka kegiatan pemasaran pariwisata bisa berkelanjutan. Nantinya cetak biru ini akan menjadi acuan program tahunan maupun lima tahunan," katanya di sela diskusi panel bertema "Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Timur Tengah Melalui Enterpreneur Yang Berbasis Pariwisata". Dalam kegiatan yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi DKI Jakarta itu, Wardiatmo mengatakan, penyusunan cetak biru pemasaran pariwisata Timteng tersebut sekaligus sebagai dukungan terhadap program akselerasi atau percepatan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan manca negera ke Indonesia yang dicanangkan Wakil Presiden M Jusuf Kalla. Menyinggung jumlah wisatawan asal Timteng yang berkunjung ke Indonesia, dia mengatakan, pada 2005 mencapai 60 ribu orang atau naik 70 persen dibanding 2004 yang hanya 22 juta orang namun pada 2006 justru turun sebanyak 4,1 persen yakni menjadi 58 ribu orang dari tahun sebelumnya. Dari jumlah wisatawan yang ke Indonesia tersebut terbanyak dari Arab Saudi mencapai 6,5 juta (30 persen), disusul Uni Emirat Arab sebanyak 2,9 juta (13 persen) dan Kuwait 1,6 juta orang. Sedangkan pada 2007 pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan asal Timteng sebanyak 100 ribu orang dan pada 2008 mencapai 150 ribu orang. Selain menyusun cetak biru pemasaran pariwisata, menurut Wardiatmo, pemerintah juga melakukan berbagai kegiatan lain untuk menunjang promosi wisata Indonesia diantaranya akan mendirikan Pusat Informasi Pariwisata di Dubai dan Bahrain pada 2008. Sementara itu Wakil Ketua Komite Timur Tengah dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) Kadin Indonesia, Rudi W Rusli mengatakan, pasca terjadinya tragedi gedung WTC banyak wisatawan asal Timteng yang mengalihkan kunjungannya dari Amerika Serikat dan Eropa ke Asia Pasifik. "Ini merupakan peluang untuk menarik mereka berkunjung ke Indonesia," katanya. Menurut dia, potensi pasar wisatawan dari Timteng sangat besar yang pada 2005 mencapai 8,8 juta orang berasal dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman dan Bahrain dengan rata-rata lama tinggal setiap kunjungan selama tiga minggu dan mereka membelanjakan 12 juta dolar AS setiap tahunnya. Namun, sayangnya, bila dibandingkan tiga negara tetangga yakni Malaysia, Singapura dan Thailand, tambahnya, Indonesia terlambat mengantisipasi dan merebut peluang tersebut. Dia mengungkapkan, selama Januari-September 2005 kunjungan wisawatan Timteng ke Singapura 53.723 orang, ke Malaysia mencapai 95.093 orang bahkan ke Thailand 177.796 orang. Sedangkan ke Indonesia hanya 40 ribu orang.(*)