Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengembangan Ekspor Nasional (BPEN) optimistis ekspor Indonesia akan tumbuh melampaui 14,5 persen pada tahun ini terutama karena menguatnya harga minyak serta meningkatnya penggunaan energi alternatif di dunia yang bahan bakunya banyak ditemukan di dalam negeri. "Harga minyak bumi naik, mereka akan cari energi alam dan energi alternatif, energi alam kita punya batu bara dan energi alternatif kita punya CPO (minyak sawit mentah), sehingga kami yakin ekspor tahun ini akan lebih dari 14,5 persen," kata Kepala BPEN Bachrul Chairi di Jakarta, Kamis, usai memaparkan acara Pameran Produk Ekspor (PPE) 2007. Selain dari semakin terbukanya pasar ekspor bahan-bahan untuk biofuel dari Indonesia, BPEN juga sedang mengembangkan pasar ekspor baru yang potensial yaitu Eropa Timur, terutama negara bekas Uni Soviet. "Pertumbuhan ekonomi di sana pesat sekali, di atas tujuh persen. Apalagi, negara Uni Eropa mulai memindahkan sentra industrinya ke sana. Daya beli masyarakatnya sangat tinggi kita harus masuk ke sana," katanya. Target utama pasar Eropa timur adalah Hongaria yang diharapkan dapat menjadi pintu masuk ke Eropa barat juga. PPE 2007 Selain melakukan promosi ekspor dengan mengikuti pameran di luar negeri, BPEN juga mengorganisasi pameran di dalam negeri antara lain PPE 2007. Pada pameran tahun ini, Bacrul menargetkan pencapaian transaksi sekitar 200 juta dolar AS. Tahun sebelumnya, transaksi yang terjadi sebesar 170 juta dolar AS. Dari sekitar 31 jenis produk yang dipamerkan, transaksi terbesar terjadi pada produk yaitu 73 persen dari total transaksi atau senilai 125 juta dolar AS. Transaksi terbesar kedua terjadi pada produk makanan dan minuman yaitu sekitar 15 juta dolar AS, pertambangan delapan juta dolar AS, kerajinan 7,6 juta dolar AS, tekstil 2,7 juta dolar AS, kayu 2,4 juta dolar AS, kertas dan `stationery` 2,2 juta dolar AS. "Tahun ini varietasnya (produk yang dipamerkan) lebih banyak. Pameran tahun ini akan diikuti 1.500 peserta, 7.500 buyer dan 15 ribu pengunjung," tambahnya.(*)