Manado (ANTARA News) - Kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus ancaman bom melalui telepon terhadap pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 771 melayani rute Manado-Jakarta sekira pukul 06.00 Wita, Rabu (25/7). Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Utara (Kapolda Sulut), Brigjen Pol. Yakobus Jacky Uly, kepada wartawan, Kamis, di Manado, mengatakan bahwa kasus tersebut masih diselidiki, dan kepolisian sudah memintai keterangan terhadap saksi Ryan Kuriawan selaku pemenerima ancaman itu. Dalam penyelidikan kasus tersebut, kepolisian telah melakukan kerjasama dengan jaringan telepon Indosat, tetapi sampai saat ini belum ada jawabannya, kata Mantan Wakil kapolda Sumatera Utara (Sumut) itu. Ia mengatakan, segala bentuk pengancaman seperti itu memiliki latar belakang untuk memberikan penekanan kejiwaan terhadap seseorang dan merupakan tindakan teror. Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 771 melayani rute Manado- Jakarta pada Rabu (25/7), sekitar pukul 06.00 Wita mendapatkan ancaman bom melalui telepon yang diterima Rian Kurniawan, salah seorang penumpang pesawat tersebut, melalui telepon seluler (ponsel) miliknya dari seseorang tak dikenal. Bunyi telepon tersebut menyebutkan, "Mas Rian di dalam pesawat tersebut ada bom." Rian mengemukakan bahwa lawan bicaranya itu suaranya mirip nada bicara laki-laki dewasa. Setelah mendapatkan ancaman itu, Rian mematikan ponsel tersebut, kemudian di dalam pesawat diceritakannya kejadian itu kepada Rignolda, penumpang yang duduk di sampingnya. Atas saran Ringnolda, Rian melaporkan kepada pramugrari, Ain Siti Nuraini, yang kemudian dilanjutkan ke Pilot Eko Pryantono, dan diteruskan ke Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Manado. Mendapat laporan tersebut, Poltabes Manado bersama Detasemen Khusus (Densus) 88 dan Tim Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Polda Sulut berkoordinasi guna melakukan penyelidikan. Seluruh penumpang dan barang di dalam pesawat tersebut diturunkan untuk dilakukan pemeriksaan. Setelah sekira 2,5 jam dilakukan pemeriksaan dan tidak ditemukannya bom, maka pesawat yang mengangkut 209 penumpang itu pada pukul 09.45 Wita bisa terbang sesuai rutenya. Rian Kurniawan adalah seorang warga asal Desa Kredenan, Kecamatan Krucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dan berada di Madidir, Kota Bitung, Sulawesi Utara, sejak 15 Mei 2007 guna mencari pekerjaan. (*)