BI: akibat THR optimisme konsumen naik
6 Juni 2018 22:42 WIB
Dokumentasi Petugas bank menunjukkan uang pecahan baru saat penukaran uang di mobil kas keliling Bank Indonesia di Lhokseumawe, Aceh, Senin (4/6/2018). Bank Indonesia didukung 12 bank nasional dan daerah menyiapkan Rp1,55 triliun uang pecahan baru melalui mobil kas keliling hingga ibukota kecamatan 10 kabupaten/kota di Aceh guna pemerataan penukaran uang baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menyambut lebaran Idul Fitri 1439 H. (ANTARA /Rahmad)
Jakarta (ANTARA News) - Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia pada Mei 2018 menunjukkan optimisme konsumen terhadap perekonomian meningkat, salah satu penyebabnya karena pencairan Tunjangan Hari Raya menjelang Idul Fitri yang lantas mendorong aktivitas konsumsi.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei 2018 yang diumumkan Bank Sentral di Jakarta, Rabu, menyebutkan IKK sebesar 125,1 , naik 2,9 poin dibandingkan April 2018 yang sebesar 122,2.
"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Hal ini didorong oleh adanya THR (Tunjangan Hari Raya) dan menyambut Idul Fitri," tulis laporan BI.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada Mei tercatat 116,1, atau meningkat 5,9 poin dari April 2018 karena meningkatnya persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini sebesar 9,6 poin dan naiknya pembelian barang-barang tahan lama (durable goods) sebesar 9,1 poin.
"Kenaikan Indeks Penghasilan konsumen tersebut terjadi seiring dengan penerimaan THR dan meningkatnya pendapatan usaha pada Mei 2018," tulis BI.
Kenaikan indeks penghasilan konsumen tersebut terjadi pada sleuruh kategori pengeluaran responden, dengan yang tertinggi pada konsumen dengan pengeluatran Rp2,1-3 juta. Sedangkan dari sisi usia, kenaikan indeks penghasilan terjadi pada hampir seluruh kelompok usia, di mana yang tertinggi pada respondeng dengan usai 41-50 tahun.
Sementara, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) periode Mei adalah 134,1, sedikit lebih rendah dari capaian April sebesar 134,3. Penurunan ini didorong oleh melemahnya ekspektasi konsumen kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja dalam 6 bulan mendatang. Namun, ekspektasi penghasilan masih mengalami kenaikan.
Kenaikan penghasilan saat ini lantas mendorong konsumen untuk meningkatkan pembayaran cicilan utang dan konsumsi. Hal ini terlihat dari rata-rata porsi pendapatan konsumen untuk belanja sebesar 66,1 persen pada Mei, meningkat tipis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 66 persen. Kemudian, rata-rata rasio cicilan terhadap pendapatan juga naik menjadi 14,2 persen di Mei 2018 dari April yang sebesar 13,9 persen.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Mei 2018 yang diumumkan Bank Sentral di Jakarta, Rabu, menyebutkan IKK sebesar 125,1 , naik 2,9 poin dibandingkan April 2018 yang sebesar 122,2.
"Peningkatan optimisme konsumen didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). Hal ini didorong oleh adanya THR (Tunjangan Hari Raya) dan menyambut Idul Fitri," tulis laporan BI.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) pada Mei tercatat 116,1, atau meningkat 5,9 poin dari April 2018 karena meningkatnya persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini sebesar 9,6 poin dan naiknya pembelian barang-barang tahan lama (durable goods) sebesar 9,1 poin.
"Kenaikan Indeks Penghasilan konsumen tersebut terjadi seiring dengan penerimaan THR dan meningkatnya pendapatan usaha pada Mei 2018," tulis BI.
Kenaikan indeks penghasilan konsumen tersebut terjadi pada sleuruh kategori pengeluaran responden, dengan yang tertinggi pada konsumen dengan pengeluatran Rp2,1-3 juta. Sedangkan dari sisi usia, kenaikan indeks penghasilan terjadi pada hampir seluruh kelompok usia, di mana yang tertinggi pada respondeng dengan usai 41-50 tahun.
Sementara, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) periode Mei adalah 134,1, sedikit lebih rendah dari capaian April sebesar 134,3. Penurunan ini didorong oleh melemahnya ekspektasi konsumen kegiatan usaha dan ketersediaan lapangan kerja dalam 6 bulan mendatang. Namun, ekspektasi penghasilan masih mengalami kenaikan.
Kenaikan penghasilan saat ini lantas mendorong konsumen untuk meningkatkan pembayaran cicilan utang dan konsumsi. Hal ini terlihat dari rata-rata porsi pendapatan konsumen untuk belanja sebesar 66,1 persen pada Mei, meningkat tipis dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 66 persen. Kemudian, rata-rata rasio cicilan terhadap pendapatan juga naik menjadi 14,2 persen di Mei 2018 dari April yang sebesar 13,9 persen.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: