Bangkok (ANTARA News) - Perusahaan penyedia solusi teknologi komunikasi dan informasi (TIK) Huawei mengumumkan investasi senilai 81 juta dolar (sekitar Rp1,13 triliun) untuk mengembangkan ekosistem digital di kawasan operasi Asia Tenggara.

Presiden Kawasan Asia Tenggara Huawei, James Wu, mengatakan investasi tersebut akan berupa program Huawei Developer Enablement Plan.

"Program tersebut bertujuan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan ekosistem digital di kawasan," kata James Wu dalam gelaran Asia Pacific Innovation Day 2018 di Bangkok, Thailand, Rabu.

Dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, Huawei akan menyalurkan dana tersebut untuk pembangunan OpenLabs, yang akan menjadi tempat belajar para pengembang berbasis komputasi awan (cloud) sekaligus mendorong pembinaan sumber daya TIK di kawasan tersebut.

Wilayah operasi Asia Tenggara Huawei meliputi negara-negara seperti Thailand, India, Vietnam, Myanmar, Cambodia, Laos, Bangladesh, Sri Lanka, Nepal, Hong Kong, and Macao. Sementara Indonesia sendiri masuk di kawasan Pasifik Selatan bersama Malaysia,Filipina Singapura, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini.

Menurut James Wu, Huawei akan membuka OpenLab di New Delhi, India pada Agustus tahun ini.

OpenLab tersebut akan menjadi platform inovasi terbuka bagi Huawei dan mitra setempat dalam mengembangkan solusi industri yang dibutuhkan masing-masing kawasan.

"Huawei memiliki tujuan untuk memberdayakan para pengembang dan talenta muda di Asia Tenggara. Kami memiliki pengalaman dan kemampuan lebih dari 30 tahun di industri TIK," ujar James Wu.

"Lewat platform pengembangan dan API, kami terbuka untuk membagi kemampuan tersebut kepada mitra pengembang di kawasan," sambung dia.

Huawei telah lebih dahulu membuka OpenLab di Singapura dan Bangkok. Wakil Kepala Lembaga Pengembangan Sains dan Teknologi Thailand, Chularat Tanprasert, mengatakan bahwa kerjasama dengan Huawei ditujukan untuk mendorong ekosistem startup di Thailand.

Lebih spesifik, dalam konferensi pers di sela gelaran Huawei Innovation Day, Chularat menjelaskan bahwa kerjasama dengan Huawei digunakan untuk pengembangan startup dalam hal teknologi, dengan demikian diharap dapat membawa ekosistem startup di Thailand ke tingkatan selanjutnya.

Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga digunakan untuk mengembangkan Science, Technology, Engineering, the Arts and Mathematics (STEAM), serta mengembangkan skill sumber daya manusia di OpenLabs Huawei itu sendiri.

Selain OpenLab, James Wu juga mengumumkan Huawei Developer Challenge 2018, yang akan diluncurkan pada 11 Juni 2018. Kompetisi tersebut digelar sebagai ajang mentoring bagi pengembang lokal.

Sebagai tambahan, Huawei juga akan menyeponsori pengembang yang melakukan inovasi terhadap Huawei Cloud dan memberikan dukungan senilai 150 ribu dolar AS bagi pengembang yang memenuhi persyaratan.

"Hal ini menjadi kesempatan besar bagi developer di kawasan untuk menciptakan sebuah solusi terarah yang dapat mendukung digitalisasi industri serta mendorong pertumbuhan mereka. Dengan bekerja sama, kita dapat bermimpi lebih besar dan terbang lebih tinggi," kata dia.

Gelaran Huawei Asia Pacific Innovation Day keempat digelar di Bangkok, Rabu. Acara yang diprakarsai bersama oleh Huawei Technologies dan Kementerian Sains dan Teknologi Thailand tersebut menyuguhkan tema "Innovate for a Digital Asia Pacific."

Sedikitnya 300 peserta dari kalangan pemerintahan, industri, dan akademisi bergabung dalam dialog yang mengeksplorasi bagaimana infrasruktur digital dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi digital, memperkaya kehidupan, serta mendorong inovasi.