"Jumlah itu meningkat 96 persen dibandingkan penerbangan ekstra tahun lalu yang mencapai 369 penerbangan tambahan," kata General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Yanus Suprayogi di bandara setempat di kawasan Tuban, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Baca juga: Angkasa Pura pastikan perluasan bandara Bali tak ganggu mudik
Jumlah penerbangan tambahan yang diajukan delapan maskapai penerbangan itu, menurut dia, tetap memerlukan persetujuan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Penerbangan tambahan tersebut diajukan oleh delapan maskapai penerbangan nasional, yakni Citilink, Sriwijaya Air, Nam Air, Air Asia, Garuda Indonesia, Lion Air, Batik Air dan Wings Air.
Rute dalam penerbangan tambahan tersebut paling banyak menuju Surabaya, Jakarta, Labuan Bajo, Lombok, Semarang dan Makassar.
Jadwal penerbangan tambahan tersebut berlaku mulai 1 hingga 30 Juni 2018 dengan total jumlah tempat duduk mencapai 116.566 kursi.
Baca juga: Pertamina tambah stok avtur di Bandara Ngurah Rai
Ia menjelaskan, untuk mendukung kelancaran serta mengantisipasi lonjakan pergerakan penumpang dan pesawat udara, maka pihak pengelola Bandara Bali mendirikan Pos Komando (Posko) Angkutan Udara Lebaran 2018 di area Terminal Kedatangan Domestik.
Posko tersebut melibatkan komunitas bandara meliputi Otoritas Bandara Wilayah IV, TNI AU, Polda Bali, Kepolisian Kawasan Udara Ngurah Rai, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Basarnas, maskapai penerbangan, hingga petugas penanganan darat.
Jumlah petugas yang dikerahkan dalam posko tersebut mencapai 1.456 personel yang bertugas mulai 7-24 Juni 2018 dan beroperasi 24 jam dalam tiga pergantian waktu kerja.
Yanus memperkirakan di bandara setempat akan terjadi lonjakan penumpang sebesar tujuh persen dan sekitar tiga persen lonjakan pesawat udara dibandingkan periode sama tahun lalu selama musim mudik dan libur panjang Lebaran 2018.